SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA,TOLONG YA KOMENTARNYA GLOBAL WARMING ~ ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Senin, 03 Juni 2013

GLOBAL WARMING

GLOBAL WARMING



Pemanasan global adalah suatu keadaan dimana suhu di permukaan bumi menjadi lebih panas dibanding suhu normal. Pemanasan global hanya sebuah wacana sekitar sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi, sekarang pemanasan global adalah suatu kenyataan yang harus dihadapi oleh seluruh umat manusia. Sudah banyak fakta-fakta yang menunjukkan bahwa pemanasan global telah terjadi.
Pemanasan global telah menyebabkan berbagai perubahan iklim di berbagai belahan di dunia seperti gangguan proses hidrologi, pemanasan wilayah yang sangat drastis, dan terancamnya berbagai wilayah di dunia dengan kekeringan, tenggelamnya berbagai wilayah dan lain-lain. Dapat anda lihat bahwa hampir seluruh efek dari pemanasan global buruk.
Akan tetapi, mungkin tidak semua efek buruk. Menurut penelitian, pemanasan global mungkin dapat menolong berbagai vegetasi di Gurun Sahara. Dengan umpan balik diantara atmosfer dan vegetasi-vegetasi di Gurun Sahara yang saling menguntungkan, dan dengan sedikit tambahan curah hujan yang diakibatkan oleh pemanasan global, Gurun Sahara mungkin akan kembali subur karena mengalami penghijauan. Akan tetapi, kembali suburnya Gurun Sahara telah tertulis dalam Al-Qur’an sebagai salah satu tanda-tanda kiamat besar.
.
Di bawah ini artikel buat di sekolahan.
 


 Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
.
lebih gampangnya baca artikel berikut:
Bumi berbentuk oblate spheroid, yang berarti diameter ekuator lebih panjang daripada diameter kutub. Bumi berrotasi pada sumbunya dari barat ke timur, dan Bumi berrevolusi mengelilingi Matahari dengan orbit yang berbentuk ellips. Pada titik terdekat (perihelion), jarak Bumi dan Matahari 147.000.000 km dan terjadi pada bulan Juli, sedang pada titik terjauh – yang disebut aphelion, berjarak 150.000.000 km dan terjadi pada bulan Januari. Fakta lain adalah bahwa sumbu rotasi Bumi membentuk sudut 23,5o terhadap bidang orbit Bumi.
Bentuk bumi bulat menyebabkan penyerapan radiasi sinar Matahari oleh Bumi berkurang sesuai dengan perubahan posisi lintang dari ekuator ke kutub (Gambar 8). Selanjutnya, posisi sumbu rotasi Bumi yang menyudut 23,5o terhadap bidang orbit Bumi menyebabkan terjadinya variasi penyinaran tahunan di permukaan Bumi (Gambar 9). Variasi pemanasan Bumi ini mengendalikan sirkulasi samudera dan  siklus hidrologi, dan juga sirkulasi atmosfer. Sirkulasi atmosfer adalah konsekuensi dari ketidakseimbangan panas di permukaan Bumi yang terjadi karena perbedaan intensitas penyinaran yang telah dibicarakan di atas, dan gerak rotasi Bumi.

                                                                        Gambar 8
Ketahanan Iklim
Ketahanan iklim sendiri berhubungan dengan pemanasan global dan perubahan iklim, jadi marilah kita lihat satu persatu.
Pemanasan Global
 


gambar diambil dari situs KLH
Dari skema gambar diatas sudah jelas kalau pemanasan global adalah meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi karena sinar matahari yang masuk ke bumi tidak dapat dipantulkan secara sempurna akibat aktifitas manusia dalam menghasilkan gas rumah kaca. Aktivitas manusia yang dimaksud adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi.
Jadi sih intinya Bumi kita tuh memanas karena sinar matahari yang sudah masuk ke bumi kita tidak bisa keluar lagi karena gas-gas rumah kaca tadi membentuk lapisan di atmosfer yang memantulkan sinar matahari tadi.
Perubahan Iklim
Nah kalau suhu di bumi meningkat dengan cepat tentu saja akan mengakibatkan perubahan iklim yang bisa menjadi sangat ekstrim. Kok bisa begitu?!
Ok, kita analogikan saja bumi sebagai badan manusia. Suhu badan normal manusia adalah 36-38 derajat celcius. Naik setengah derajat celcius saja sudah dianggap demam dan apa yang terjadi kalau kita demam? Pasti ada perubahan yang signifikan terhadap kerja badan kita khan?
Nah dari analogi di atas kita melihat ke kondisi bumi. Diberitakan oleh ANTARA kalau tidak ada kegiatan pengurangan emisi diperkirakan pada tahun 2030 suhu bumi akan meningkat sampai 6 derajat. Setengah derajat saja sudah dianggap demam apalagi 6 derajat?
Kalau suhu bumi meningkat secara ekstrim pastilah kerja ekologi bumi juga akan berantakan. Iklim yang tidak dapat diperkirakan dan sumber daya alam seperti sumber makanan juga pasti akan kacau karena petani tidak bisa memperkirakan musim yang baik untuk menanam. Dan apa akibatnya kalau kebanyakan dari manusia tidak dapat mempunyai akses ke sumber makanan? Chaos pastinya dan kekacauan ini nantinya mempunyai potensi untuk merembet ke masalah ekonomi, sosial, politik dan yang lainnya.

Welcome

Planet Hijau adalah nama lain dari Planet Bumi
Bumi adalah bagian teramat sangat kecil dalam susunan alam semesta ini. Sebenarnya telah diciptakan dengan sangat sempurna. Kokoh, kuat dan hidup. Mampu menghidupi seluruh makhluk yang tinggal dan hidup di atasnya.
Namun tangan-tangan manusia telah secara serakah mengeksplorasi secara habis-habisan isi bumi. Seolah hidup hanya untuk saat ini, tidak pernah berpikir untuk hidup dalam jangka panjang dan bahkan abadi.
Bumi adalah korban dari uji coba bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan secara serakah dan gegabah. Meninggalkan jejak kerusakan yang amat parah, hutan habis, banyak jenis tanaman punah, berikut pula banyak hewan yang hidup dalam habitatnya. Tanah dikeruk habis-habisan untuk ditambang.
Kini adalah saatnya berhenti mengeksplorasi isi bumi dan mengevaluasi hasil kerja yang telah dilakukan selama ribuan tahun tanpa henti.
Mengusahakan perbaikan bagi semua kerusakan yang telah dilakukan. Kerusakan Iklim dan cuaca yang menjadi cepat berubah, pemanasan global, kerusakan tanah dan hutan, menghentikan polusi di udara, di daratan dan di lautan.
Perlu kesadaran dan tindakan dari semua orang selaku penduduk bumi ini, jika masih menghendaki hidup dan tinggal lebih lama di muka bumi ini.
STOP GLOBAL WARMING

Memutus Mata Rantai Pemicu Pemanasan Global

 

Pemanasan Global (Global Warming) adalah masalah serius dan mendesak untuk diperhatikan, akan semakin menjadi parah dimasa yang akan datang jika tidak segera diatasi mulai dari sekarang.
Pemanasan Global terjadi akibat lingkaran setan yang sangat kompleks. Dipicu oleh polusi udara terutama oleh semakin banyaknya pemakaian kendaraan bermotor dan asap pabrik, berkurangnya hutan akibat pengrusakan karena kebutuhan dan keserakahan, dan semakin berkurang akibat perluasan lahan untuk areal pemukiman penduduk akibat laju pertumbuhan penduduk yang tak terkendali.
Perlu penanganan tepat untuk menangani masalah ini, agar justru tidak semakin memperparah keadaan. Dibutuhkan keterlibatan setiap penduduk negeri untuk turun tangan.
PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Sejak akhir abad 18 suhu rata-rata global bumi telah meningkat sekitar 0,4 – 0,8°C. Para ilmuwan memperhitungkan bahwa suhu rata-rata bumi akan meningkat menjadi 1,4 – 5,8°C pada tahun 2100. Nilai peningkatannya menjadi lebih besar dibandingkan dengan nilai-nilai peningkatan yang pernah terjadi sebelumnya.
Para ahli mengkawatirkan bahwa kehidupan manusia dan ekosistem alam tidak akan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim yang sangat cepat. Suatu ekosistem adalah terdiri dari lingkungan biotik dan abiotik di wilayah tertentu. Pemanasan global dapat menyebabkan banyak kerusakan.
Penyebab pemanasan global
Para ilmuwan mulai menyelidiki pemanasan global yang terjadi sejak akhir abad 18. Sebagian besar ahli berkesimpulan bahwa kegiatan manusialah yang menjadi penyebab utama meningkatnya pemanasan global yang seringkali dikenal dengan efek rumahkaca. Efek rumah kaca memanaskan bumi melalui suatu proses yang kompleks yang berhubungan dengan sinar matahari, gas, dan partikel-partikel yang ada di atmosfer. Gas-gas yang menahan panas di atmosfer disebut gas rumah kaca.
Kegiatan manusia yang menimbulkan pemanasan global adalah pembakaran minyak bumi, batu bara, dan gas alam dan pembukaan lahan. Sebagian besar pembakaran berasal dari asap mobil, pabrik, dan pembangkit tenaga listrik. Pembakaran minyak fosil ini menghasilkan carbon dioxide (CO2), yakni gas rumah kaca yang menghambat radiasi panas ke angkasa ruang. Pohon-pohon dan berbagai tanaman menyerap CO2 cari udara selama proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan. Pembukaan lahan dengan menebangi pohon-pohon ikut meningkatkan jumlah CO2 karena menurunkan penyerapan CO2, dan dekomposisi dari tumbuhan yang telah mati juga meningkatkan jumlah CO2.
Pengaruh pemanasan global
Pemanasan global yang terus menerus dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan. Tanaman dan binatang yang hidup di dalam laut menjadi terganggu. Binatang dan tumbuhan di daratan terdorong untuk berpindah ke habitat yang baru. Pola cuaca menjadi berubah menyebabkan tibulnya banjir besar, kekeringan, angin kencang, dan badai yang besar. Mencairnya es di kutub mengakibatkan peningkatan tinggi permukaan air laut. Penyakit-penyakit menyerang manusia secara meluas dan terjadi penurunan hasil panen di beberapa wilayah.
Gangguan kehidupan laut.
Dengan adanya pemanasan global suhu permukaan air laut menjadi lebih hangat, sehingga meningkatkan tekanan bagi ekosistem laut seperti batu karang yang menjadi putih. Pada proses ini karang-karang melepaskas ganggang yang memberikan warna dan makanan pada karang, sehingga karang menjadi putih dan mati. Peningkatan suhu air juga membantu menyebarkan penyakit-penyakit yang sangat mempengaruhi kehidupan mahkluk-mahkluk di dalam laut.
Perubahan habitat
Pergeseran secara luas terjadi pada habitat-habitat tanaman dan binatang. Beberapa spesies sangat sulit untuk dapat bertahan di habitatnya sekarang. Beberapa tanaman bunga tidak dapat berbunga tanpa mengalami musim dingin yang benar-benar dingin. Dan kegiatan manusia telah mempersulit tumbuhan dan binatang untuk mencapai habitat barunya bahkan tidak memungkinkan bagi tumbuhan dan binatang untuk mencari habitat baru.
Gangguan Cuaca
Kondisi cuaca yang ekstrim bisa sering terjadi sehingga lebih menambah daya rusak. Perubahan pola hujan dapat meningkatkan banjir dan kekeringan di beberapa daerah. Angin ribut dan badai tropis bisa muncul dengan kekuatan yang lebih besar.
Meningkatnya permukaan air laut
Peningkatan suhu global selama berabad-abad telah mencairkan sejumlah besar es yang melapisi sebagian besar antartika. Akibatnya tinggi permukaan air laut menjadi naik di seluruh dunia. Banyak wilayah pantai yang kebanjiran, erosi, hilangnya daratan dan masuknya air laut ke wilayah air tawar. Peningkatan permukaan air laut yang tinggi dapat menenggelamkan kota-kota pantai, negara kepulauan kecil, dan wilayah-wilayah yang tidak dihuni lainnya.
Mengancam kesehatan manusia.
Penyakit-penyakit tropis seperti malaria dan demam dapat menyebar kewilayah yang lebih luas. Penderita kanker kulit juga meningkat. Gelombang panas yang terus menerus dapat menyebabkan penyakit dan kematian. Banjir dan kekeringan meningkatkan kelaparan dan kekurang gizi.
Perubahan hasil panen.
Kanada dan sebagian rusia bisa jadi lebih diuntungkan dengan meningkatnya hasil panen, tetapi peningkatan yang terjadi tidak sebanding dengan kerugian yang disebabkan oleh kekeringan dan kenaikan suhu terutama apabila melebihi beberapa derajad celsius. Panen di wilayah tropis menurun drastis karena suhu sedemikian tingginya sehingga tidak dapat ditolerir oleh tanaman.
Membatasi pemanasan global
Para ilmuwan mempelajari cara-cara untuk membatasi pemanasan global. Kunci utamanya adalah:
  1. membatasi emisi CO2 dan
  2. menyembunyikan karbon yang juga membantu mencegah karbon dioksida memasuki atmosfer atau mengambil CO2 yang ada.
Membatasi emisi CO2
Tehnik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti energi minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua penggunaan energi minyak sehemat mungkin.
Energi alternatif yang dapat digunakan diantaranya angin, sinar matahari, energi nuklir, dan panas bumi. Kincir angin dapt merubah energi angin menjadi energi listrik. Sinar matahari juga dapat dirubah menjadi energi listrik atau sumber panas yang bisa dimanfaatkan seperti pemanas air, kompor matahari, dll. Energi panas bumi bisa dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Sumber energi alternatif memang lebih mahal dibanding energi minyak namun penelitian lebih lanjut akan membantu untuk lebih menekan biaya.
Penggunaan minyak bumi secara efisien
Emisi CO2 dapat dikurangi jika mobil-mobil bisa lebih hemat bahan bakar. Para ilmuwan dan insinyur telah bekerja untuk menciptakan mesin yang hemat bahan bakar. Penemuan-penemuan telah mengembangkan alat untuk menggantikan mesin pembakaran atau menggunakan mesin yang lebih kecil. Sebuah mobil dengan tenaga batery listrik telah memasuki pasar, tetapi masih dilengkapi dengan mesin kecil berbahan bakar minyak. Bahan bakar sel yakni sebuah alat yang mampu merubah energi kimia menjadi energi listrik bisa dikembangkan untuk mobil-mobil di masa depan.
Menyembunyikan karbon dapt dilakukan dengan dua cara:
  1. Di bawah tanah atau penyimpanan air tanah
  2. Penyimpanan di dalam tumbuhan hidup.
Bawah tanah atau air bawah tanah bisa digunakan untuk menyuntikkan emisi CO2 ke dalam lapisan bumi atau ke dalam lautan. Lapisan bumi yang dapat digunakan adalah penyimpanan alami minyak dan gas bumi di tambang-tambang minyak. Dengan memompakan Co2 kedalam tempat-tempat penyimpanan minyak di perut bumi akan membantu mempermudah pengambilan minyak atau gas yang masih tersisa. Hal ini bisa menutupi biaya penyembunyian karbon. Lapisan garam dan batubara yang dalam juga bisa menyembunyikan karbon dioksida.
Lautan juga dapat menyimpan banyak karbon dioksida, tetapi para ilmuwan belum dapat menetapkan pengaruhnya terhapad lingkungan hidup di dalam laut.
Penyimpanan di dalam tanaman hidup
Tumbuhan hijau menyerap Co2 dari udara untuk tumbuh. Kombinasi karbon dari CO2 dengan hidrogen diperlukan untuk membentuk gula sederhana yang disimpan di dalam jaringan. Setelah tanaman mati maka tubuhnya akan terurai dan melepaskan CO2. Ekosistem dengan tumbuh-tumbuhan yang berlimpah seperti hutan atau perkebunan dapat menahan lebih banyak karbon, tetapi generasi manusia yang akan datang harus tetap menjaga ekosistem agar tetap utuh, jika tidak maka karbon yang disimpan dalam tanaman akan lepas kembali ke atmosfer.

Pemanasan global yang terjadi di bumi yaitu temperatur bumi meningkat terus menerus. Diperkirakan tahun 2050 di Indonesia terjadi kenaikan 2 derajat Celcius. Es akan mulai mencair, tinggi permukaan laut akan naik 7 meter maka Jakarta akan tenggelam.
 Jika hal ini terjadi terus menerus yaitu temperatur bumi terus naik dan permukaan laut juga terus naik, artinya manusia berada diambang kepunahan. Kepunahan seperti yang dialami Dinosaurus.
Pemanasan global disebabkan oleh kadar CO2 yang ada di atmosfer meningkat terus menerus. Sektor-sektor penyebab pencemaran ditunjukkan oleh grafik di bawah ini:

Bagaimana upaya yang dapat kita lakukan untuk mencegah pemanasan global?

Hutan selain tempat yang indah juga dapat menghisap CO2. Selain menyediakan air dan oksigen bagi manusia. Sehingga keberadaan hutan sangat penting untuk turut mencegah pemanasan global. Hutan jangan dibabati (ditebang) secara liar.
Kita juga harus banyak menanam pohon di pekarangan kita supaya CO2 di sekitar kita segera dihisap oleh tanaman kita.
Kegiatan semenisasi atau tanah ditutup semen seperti ini adalah perbuatan tidak terpuji. Tanah itu seperti kapas sehingga ketika ada air di dekatnya akan dihisapnya. Jika tanah ditutup semen maka tanah akan kesulitan mendapatkan air. Jika air tanah berkurang maka tanaman juga mengalami kesulitan, sebab tanaman-tanaman yang besar dia tidak membutuhkan “disiram” oleh manusia karena dia dapat mencari air sendiri yaitu menghisap air tanah.
Sampah rumah tangga harus dipisah-pisah antara sampah organik dan anorganik, sebab sampah organik dapat diproses menjadi kompos sehingga menyuburkan tanaman.
Kurangi penggunaan kendaraan bermotor kalau hanya untuk beli cabe atau rokok di warung dekat rumah. Gunakan sepeda kayuh atau jalan kaki saja.
Kendaraan besar dengan tenaga besar dan boros bahan bakar seperti ini sebaiknya jangan dipakai. Sebab akan menambah penumpukan CO2 di atmosfer.
 Gunakan pembangkit listrik tenaga angin dan gunakan panel-panel surya untuk mendapatkan listrik. Bukan dengan membakar batubara dan solar sehingga menambah CO2 di atmosfer.

Gunakan sepeda listrik atau kendaraan bertenaga listrik lainnya sebagai alat transportasi, sebab kendaraan ini tidak memproduksi CO2
Tentang pemanasan global…


Ternyata, memang sudah sedemikian parahnya pemanasan global ini, dan dengan tulisan ini, mari kita sama2 meluangkan sedikit waktu untuk memikirkan masalah tersebut, demi masa depan kita dan anak cucu kita nanti.
Dan, mari kita coba untuk melakukan hal-hal berikut
Cara-cara praktis dan sederhana `mendinginkan’ bumi :
  1. Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).
  2. Ganti bola lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
  3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
  4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C.
  5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
  6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
  7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
  8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
  9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
  10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
  11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
  12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.


EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL
-
EFEK RUMAH KACA

Secara alamiah cahaya matahari (radiasi gelombang pendek) yang menyentuh permukaan bumi akan berubah menjadi panas dan menghangatkan bumi.
-
Sebagian dari panas ini akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa luar sebagai radiasi infra merah gelombang panjang.
-
Sebagian panas sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi (disebut gas rumah kaca seperti : uap air, karbon-dioksida/CO2 dan metana ) sehingga panas sinar tersebut terperangkap di atmosfer bumi.
-
Peristiwa ini dikenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.
Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena jika tidak ada Efek Rumah Kaca maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin.
-
Semua kehidupan di Bumi tergantung pada efek rumah kaca ini, karena tanpanya, planet ini akan sangat dingin sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi.
-
Akan tetapi, bila gas-gas ini semakin berlebih di atmosfer dan berlanjut, akibatnya pemanasan bumi akan berkelebihan dan akan semakin berlanjut !
-
-
PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)
-
Gas Rumah Kaca (GRK) yang berada di atmosfer dihasilkan dari akibat berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batu batubara) untuk keperluan seperti pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, pabrik2, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran hutan dan kegiatan pertanian. Kegiatan-kegiatan ini menghasilkan karbondioksida, metana, dan nitroksida, yang menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer.
-
Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia menyebabkan panas sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya jumlah emisi (buangan) Gas Rumah Kaca di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.
-
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
-

Pemanasan global yaitu meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi yang disebabkan oleh aktifitas manusia terutama aktifitas pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi, dan gas alam), yang melepas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Atmosfer semakin penuh dengan gas-gas rumah kaca ini dan ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak pantulan panas Matahari dari Bumi. Dampak pemanasan gelobal akan mempengaruhi :

1) Cuaca

-Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.

-
2) Tinggi muka laut

Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21.

-Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda , 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.
-
3) Pertanian
-Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada , sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

-

4) Hewan dan tumbuhan

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
-
5) Kesehatan manusia
-
Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria; persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, demam dengue (demam berdarah), demam kuning, dan encephalitis . Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.
-
BAGAIMANA MENGURANGI GAS RUMAH KACA ?
-
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca.
-
Pertama: Mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon).
-
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya . Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.
-
Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan . Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norowegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
-
Kedua: Mengurangi produksi gas rumah kaca.
-
Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil (BBM, batubara). Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara  menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbarui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbondioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak melepas karbondioksida sama sekali.
-

-
Pencairan es akibat pemanasan global
-
-
-

-
-



-
-
                                 

                                            

-
-
-

-

Efek peningkatan permukaan air laut akibat
pencairan es
-
Jika pencairan es tetap berlanjut karena pemanasan global dan jika permukaan laut meningkat sampai lebih 6 meter, maka diprediksi sebagian  daratan Florida di AS akan tertutup oleh air laut seperti yang tampak pada peta diatas (lihat tanda warna merah). Akibatnya  banyak pemukiman  penduduk di Florida bakal kebanjiran dan banyak pula bangunan akan hilang ditelan air laut. 
                                                                             

Peningkatan permukaan laut setinggi 1 meter akan berakibat sebagian daratan di  Losiana, Florida, California, dan New Jersey di AS akan terendam air laut (lihat tanda warna merah pada peta diatas)
-
Kekeringan di daratan akibat pemanasan global
                                                                        
Danau Chad tahun 1972 dan 1987, danau terbesar di Afrika yang menyuplai  air ke Chad, Cameroon, dan Nigeria. Peta tahun 1972 diatas terlihat air danau (warna biru) masih penuh, sedangkan pada tahun 1987 sebagin besar air telah menyusut akibat pemanasan lobal.
-
-


-
-

-
-

-




Keterkaitan CFC (ChloroFluoroCarbon)
denganPemanasan Global saat ini

Perlu diketahui bahwa iklim merupakan gejala alamiah yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sekarang ini adanya pemanasan Global yang terjadi mempengaruhi perubahan iklim di bumi kita.
Iklim itu sendiri merupakan rata-rata dan variasi temperatur, penguapan, presipitasi dan angin selama periode tertentu hingga jutaan tahun sehingga menciptakan suatu kisaran bagi setiap unsur cuaca.
Hubungan antara Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim merupakan perubahan tekanan udara, suhu, angin, curah hujan, dan kelembaban sebagai akibat dari Pemanasan Global. Sedangkan pemanasan global merupakan meningkatnya suhu bumi sebagai akibat dari akumulasi panas di atmosfer di dekat permukaan bumi dan laut yang disebabkan oleh Efek Rumah Kaca selama beberapa dekade terakhir dan proyeksi untuk beberapa waktu yang akan datang.
Pemanasan Global akan disertai dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia yang dapat mengakibatkan risiko banjir tinggi. Akibat yang parah menyebabkan gelombang panas, banjir, peristiwa cuaca ekstrem dan kekeringan yang berkepanjangan akan terus mengakibatkan peningkatan penyakit dan kematian.
Sadarkah kita bahwa beberapa tahun ini semakin banyak bencana alam yang terjadi dan fenomena-fenomena alam yang kacau? Mulai dari banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun.
Perubahan iklim menjadi salah satu ancaman terbesar yang dihadapi di bumi ini. Beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan suhu di berbagai daerah dan meningkatkan ekstremitas dalam pola cuaca. Pemanasan global mengakibatkan pola cuaca rumit, yang beragam dan saling bertentangan. Berakibat cuaca panas, cuaca dingin, gelombang panas, badai, hal-hal tersebut disebabkan oleh perubahan iklim.
Pemanasan global terjadi akibat dari peningkatan efek rumah kaca yang disebebakan oleh naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Semakin tinggi konsentrasi gas rumah kaca maka semakin banyak radiasi panas dari bumi yang terperangkap di atmosfer dan dipancarkan kembali ke bumi. Hal ini menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi. Peningkatan suhu iklim juga bisa dikarenakan peningkatan radiasi matahari, namun efeknya relatif sangat kecil.
Beberapa Penyebab adanya Pemanasan Global
Efek rumah kaca sebagai penyebab utama pemanasan global. Padahal awalnya, efek rumah kaca (greenhouse effect) merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh bumi sebagai pelindung terhadap radiasi langsung matahari. Dari radiasi matahari yang menembus atmosfer berupa radiasi gelombang pendek, bumi melepaskan energi panas ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Bila seluruh energi panas ini terbuang ke angkasa, suhu permukaan bumi akan menurun. Namun adanya lapisan seperti selimut yang terdiri dari uap air dan gas-gas carbon dioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sampai sulfur heksafluorida (SF6) sehingga sebagian panas terperangkap di bawah lapisan atmosfer. Maka, panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula, sehingga suhu permukaan bumi menjadi hangat (efek rumah kaca). Oleh karena itu, pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dampak dari Efek Rumah Kaca.
Pada pemanasan global dan perubahan iklim erat kaitannya dengan masalah lingkungan dan kesehatan manusia yang terkait dengan penipisan lapisan ozon. Kedua fenomena ini saling berhubungan. Beberapa polutan (zat pencemar) memberikan kontribusi yang sama terhadap penipisan lapisan ozon dan Pemanasan Global. Lapisan ozon merupakan filter terhadap sinar ultra violet dari radiasi matahari. Semakin menipisnya lapisan ini, sinar ultra violet akan lebih leluasa sampai ke muka bumi sehingga akan menambah panas permukaan bumi. Penipisan lapisan ozon terutama disebabkan oleh chlorofluorcarbon (CFC). Seiring dengan meningkatnya jumlah pemakaian gas chlorofluorocarbon (CFC) menyebabkan lapizan ozon semakin menipis karena terjadinya reaksi antara CFC dan lapisan ozon. Pelepasan karbon ini berpengaruh pada peningkatan kandungan karbon di atmosfir yang berdampak pada peningkatan suhu atmosfir di permukaan bumi.
Chlorofluorocarbon (CFC) yang terdiri dari  karbon,clorin dan fluor. CFC merupakan penyebab dari penipisan ozon stratosfir. Seperti halnya karbondioksida, CFC juga merupakan Gas Rumah Kaca dan berpotensi terhadap Pemanasan Global jauh lebih tinggi dibandingkan karbondioksida sehingga dampak akumulasi CFC diatmosfer mempercepat laju Pemanasan Global. CFC akan tetap berada di atmosfer dalam waktu sangat lama bahkan berabad-abad.
Selain itu, kebakaran hutan berpengaruh terhadap meningkatnya suhu global. Emisi yang dihasilkan dalam kebakaran hutan tersebut menyebabkan pencemaran lapisan ozon sehingga menyebabkan penyerapan panas dari radiasi juga bertambah,




0 komentar:

Posting Komentar