GLOBAL WARMING
Pemanasan global adalah suatu keadaan dimana suhu di
permukaan bumi menjadi lebih panas dibanding suhu normal. Pemanasan global
hanya sebuah wacana sekitar sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi, sekarang
pemanasan global adalah suatu kenyataan yang harus dihadapi oleh seluruh umat
manusia. Sudah banyak fakta-fakta yang menunjukkan bahwa pemanasan global telah
terjadi.
Pemanasan
global telah menyebabkan berbagai perubahan iklim di berbagai belahan di dunia
seperti gangguan proses hidrologi, pemanasan wilayah yang sangat drastis, dan
terancamnya berbagai wilayah di dunia dengan kekeringan, tenggelamnya berbagai
wilayah dan lain-lain. Dapat anda lihat bahwa hampir seluruh efek dari
pemanasan global buruk.
Akan tetapi, mungkin tidak semua efek buruk. Menurut penelitian, pemanasan global mungkin dapat menolong berbagai vegetasi di Gurun Sahara. Dengan umpan balik diantara atmosfer dan vegetasi-vegetasi di Gurun Sahara yang saling menguntungkan, dan dengan sedikit tambahan curah hujan yang diakibatkan oleh pemanasan global, Gurun Sahara mungkin akan kembali subur karena mengalami penghijauan. Akan tetapi, kembali suburnya Gurun Sahara telah tertulis dalam Al-Qur’an sebagai salah satu tanda-tanda kiamat besar.
Akan tetapi, mungkin tidak semua efek buruk. Menurut penelitian, pemanasan global mungkin dapat menolong berbagai vegetasi di Gurun Sahara. Dengan umpan balik diantara atmosfer dan vegetasi-vegetasi di Gurun Sahara yang saling menguntungkan, dan dengan sedikit tambahan curah hujan yang diakibatkan oleh pemanasan global, Gurun Sahara mungkin akan kembali subur karena mengalami penghijauan. Akan tetapi, kembali suburnya Gurun Sahara telah tertulis dalam Al-Qur’an sebagai salah satu tanda-tanda kiamat besar.
.
Di bawah ini artikel
buat di sekolahan.
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari
Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah
dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan
menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas
ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun
sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah
gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi
perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali
radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan
tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut
berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya
konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di
bawahnya.
.
lebih gampangnya baca artikel berikut:
Bumi
berbentuk oblate spheroid, yang berarti diameter ekuator lebih panjang daripada
diameter kutub. Bumi berrotasi pada sumbunya dari barat ke timur, dan Bumi
berrevolusi mengelilingi Matahari dengan orbit yang berbentuk ellips. Pada
titik terdekat (perihelion), jarak Bumi dan Matahari 147.000.000 km dan terjadi
pada bulan Juli, sedang pada titik terjauh – yang disebut aphelion, berjarak
150.000.000 km dan terjadi pada bulan Januari. Fakta lain adalah bahwa sumbu
rotasi Bumi membentuk sudut 23,5o terhadap bidang orbit Bumi.
Bentuk
bumi bulat menyebabkan penyerapan radiasi sinar Matahari oleh Bumi berkurang
sesuai dengan perubahan posisi lintang dari ekuator ke kutub (Gambar 8). Selanjutnya,
posisi sumbu rotasi Bumi yang menyudut 23,5o terhadap bidang orbit
Bumi menyebabkan terjadinya variasi penyinaran tahunan di permukaan Bumi
(Gambar 9). Variasi pemanasan Bumi ini mengendalikan sirkulasi samudera
dan siklus hidrologi, dan juga sirkulasi atmosfer. Sirkulasi atmosfer
adalah konsekuensi dari ketidakseimbangan panas di permukaan Bumi yang terjadi
karena perbedaan intensitas penyinaran yang telah dibicarakan di atas, dan
gerak rotasi Bumi.
Gambar 8
Ketahanan Iklim
Ketahanan iklim sendiri berhubungan
dengan pemanasan global dan perubahan iklim, jadi marilah kita lihat satu
persatu.
Pemanasan Global
gambar
diambil dari situs KLH
Dari skema gambar diatas sudah jelas
kalau pemanasan global adalah meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut
dan daratan Bumi karena sinar matahari yang masuk ke bumi tidak dapat
dipantulkan secara sempurna akibat aktifitas manusia dalam menghasilkan gas
rumah kaca. Aktivitas manusia yang dimaksud adalah pembakaran bahan bakar
fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas
karbondioksida dan gas-gas lainnya ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin kaya
akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih
banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi.
Jadi sih intinya Bumi kita tuh
memanas karena sinar matahari yang sudah masuk ke bumi kita tidak bisa keluar
lagi karena gas-gas rumah kaca tadi membentuk lapisan di atmosfer yang
memantulkan sinar matahari tadi.
Perubahan Iklim
Nah kalau suhu di bumi meningkat dengan cepat tentu saja akan mengakibatkan perubahan iklim yang bisa menjadi sangat ekstrim. Kok bisa begitu?!
Nah kalau suhu di bumi meningkat dengan cepat tentu saja akan mengakibatkan perubahan iklim yang bisa menjadi sangat ekstrim. Kok bisa begitu?!
Ok, kita analogikan saja bumi sebagai
badan manusia. Suhu badan normal manusia adalah 36-38 derajat celcius.
Naik setengah derajat celcius saja sudah dianggap demam dan apa yang terjadi
kalau kita demam? Pasti ada perubahan yang signifikan terhadap kerja badan kita
khan?
Nah dari analogi di atas kita
melihat ke kondisi bumi. Diberitakan oleh ANTARA kalau
tidak ada kegiatan pengurangan emisi diperkirakan pada tahun 2030 suhu bumi
akan meningkat sampai 6 derajat. Setengah derajat saja sudah dianggap demam
apalagi 6 derajat?
Kalau suhu bumi meningkat secara
ekstrim pastilah kerja ekologi bumi juga akan berantakan. Iklim yang tidak
dapat diperkirakan dan sumber daya alam seperti sumber makanan juga pasti akan
kacau karena petani tidak bisa memperkirakan musim yang baik untuk menanam. Dan
apa akibatnya kalau kebanyakan dari manusia tidak dapat mempunyai akses ke
sumber makanan? Chaos pastinya dan kekacauan ini nantinya mempunyai
potensi untuk merembet ke masalah ekonomi, sosial, politik dan yang lainnya.
Welcome
Planet Hijau adalah nama lain dari Planet BumiBumi adalah bagian teramat sangat kecil dalam susunan alam semesta ini. Sebenarnya telah diciptakan dengan sangat sempurna. Kokoh, kuat dan hidup. Mampu menghidupi seluruh makhluk yang tinggal dan hidup di atasnya.
Namun tangan-tangan manusia telah secara serakah mengeksplorasi secara habis-habisan isi bumi. Seolah hidup hanya untuk saat ini, tidak pernah berpikir untuk hidup dalam jangka panjang dan bahkan abadi.
Bumi adalah korban dari uji coba bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan secara serakah dan gegabah. Meninggalkan jejak kerusakan yang amat parah, hutan habis, banyak jenis tanaman punah, berikut pula banyak hewan yang hidup dalam habitatnya. Tanah dikeruk habis-habisan untuk ditambang.
Kini adalah saatnya berhenti mengeksplorasi isi bumi dan mengevaluasi hasil kerja yang telah dilakukan selama ribuan tahun tanpa henti.
Mengusahakan perbaikan bagi semua kerusakan yang telah dilakukan. Kerusakan Iklim dan cuaca yang menjadi cepat berubah, pemanasan global, kerusakan tanah dan hutan, menghentikan polusi di udara, di daratan dan di lautan.
Perlu kesadaran dan tindakan dari semua orang selaku penduduk bumi ini, jika masih menghendaki hidup dan tinggal lebih lama di muka bumi ini.
STOP GLOBAL WARMING
Memutus Mata Rantai Pemicu Pemanasan Global
Pemanasan Global (Global Warming) adalah masalah serius dan mendesak untuk diperhatikan, akan semakin menjadi parah dimasa yang akan datang jika tidak segera diatasi mulai dari sekarang.
Pemanasan Global terjadi akibat lingkaran setan yang sangat kompleks. Dipicu oleh polusi udara terutama oleh semakin banyaknya pemakaian kendaraan bermotor dan asap pabrik, berkurangnya hutan akibat pengrusakan karena kebutuhan dan keserakahan, dan semakin berkurang akibat perluasan lahan untuk areal pemukiman penduduk akibat laju pertumbuhan penduduk yang tak terkendali.
Perlu penanganan tepat untuk menangani masalah ini, agar justru tidak semakin memperparah keadaan. Dibutuhkan keterlibatan setiap penduduk negeri untuk turun tangan.
PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan
bumi. Sejak akhir abad 18 suhu rata-rata global bumi telah meningkat sekitar
0,4 – 0,8°C. Para ilmuwan memperhitungkan bahwa suhu rata-rata bumi akan
meningkat menjadi 1,4 – 5,8°C pada tahun 2100. Nilai peningkatannya menjadi
lebih besar dibandingkan dengan nilai-nilai peningkatan yang pernah terjadi
sebelumnya.
Para ahli mengkawatirkan bahwa
kehidupan manusia dan ekosistem alam tidak akan mampu beradaptasi terhadap
perubahan iklim yang sangat cepat. Suatu ekosistem adalah terdiri dari
lingkungan biotik dan abiotik di wilayah tertentu. Pemanasan global dapat
menyebabkan banyak kerusakan.
Penyebab pemanasan global
Para ilmuwan mulai menyelidiki
pemanasan global yang terjadi sejak akhir abad 18. Sebagian besar ahli
berkesimpulan bahwa kegiatan manusialah yang menjadi penyebab utama
meningkatnya pemanasan global yang seringkali dikenal dengan efek rumahkaca.
Efek rumah kaca memanaskan bumi melalui suatu proses yang kompleks yang
berhubungan dengan sinar matahari, gas, dan partikel-partikel yang ada di
atmosfer. Gas-gas yang menahan panas di atmosfer disebut gas rumah kaca.
Kegiatan manusia yang menimbulkan
pemanasan global adalah pembakaran minyak bumi, batu bara, dan gas alam dan
pembukaan lahan. Sebagian besar pembakaran berasal dari asap mobil, pabrik, dan
pembangkit tenaga listrik. Pembakaran minyak fosil ini menghasilkan carbon
dioxide (CO2), yakni gas rumah kaca yang menghambat radiasi panas ke angkasa
ruang. Pohon-pohon dan berbagai tanaman menyerap CO2 cari udara selama proses
fotosintesis untuk menghasilkan makanan. Pembukaan lahan dengan menebangi
pohon-pohon ikut meningkatkan jumlah CO2 karena menurunkan penyerapan CO2, dan
dekomposisi dari tumbuhan yang telah mati juga meningkatkan jumlah CO2.
Pengaruh pemanasan global
Pemanasan global yang terus menerus
dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan. Tanaman dan binatang yang hidup di dalam
laut menjadi terganggu. Binatang dan tumbuhan di daratan terdorong untuk
berpindah ke habitat yang baru. Pola cuaca menjadi berubah menyebabkan tibulnya
banjir besar, kekeringan, angin kencang, dan badai yang besar. Mencairnya es di
kutub mengakibatkan peningkatan tinggi permukaan air laut. Penyakit-penyakit
menyerang manusia secara meluas dan terjadi penurunan hasil panen di beberapa
wilayah.
Gangguan kehidupan laut.
Dengan adanya pemanasan global suhu
permukaan air laut menjadi lebih hangat, sehingga meningkatkan tekanan bagi
ekosistem laut seperti batu karang yang menjadi putih. Pada proses ini
karang-karang melepaskas ganggang yang memberikan warna dan makanan pada
karang, sehingga karang menjadi putih dan mati. Peningkatan suhu air juga
membantu menyebarkan penyakit-penyakit yang sangat mempengaruhi kehidupan
mahkluk-mahkluk di dalam laut.
Perubahan habitat
Pergeseran secara luas terjadi pada
habitat-habitat tanaman dan binatang. Beberapa spesies sangat sulit untuk dapat
bertahan di habitatnya sekarang. Beberapa tanaman bunga tidak dapat berbunga
tanpa mengalami musim dingin yang benar-benar dingin. Dan kegiatan manusia
telah mempersulit tumbuhan dan binatang untuk mencapai habitat barunya bahkan
tidak memungkinkan bagi tumbuhan dan binatang untuk mencari habitat baru.
Gangguan Cuaca
Kondisi cuaca yang ekstrim bisa
sering terjadi sehingga lebih menambah daya rusak. Perubahan pola hujan dapat
meningkatkan banjir dan kekeringan di beberapa daerah. Angin ribut dan badai
tropis bisa muncul dengan kekuatan yang lebih besar.
Meningkatnya permukaan air laut
Peningkatan suhu global selama
berabad-abad telah mencairkan sejumlah besar es yang melapisi sebagian besar
antartika. Akibatnya tinggi permukaan air laut menjadi naik di seluruh dunia.
Banyak wilayah pantai yang kebanjiran, erosi, hilangnya daratan dan masuknya
air laut ke wilayah air tawar. Peningkatan permukaan air laut yang tinggi dapat
menenggelamkan kota-kota pantai, negara kepulauan kecil, dan wilayah-wilayah
yang tidak dihuni lainnya.
Mengancam kesehatan manusia.
Penyakit-penyakit tropis seperti
malaria dan demam dapat menyebar kewilayah yang lebih luas. Penderita kanker
kulit juga meningkat. Gelombang panas yang terus menerus dapat menyebabkan
penyakit dan kematian. Banjir dan kekeringan meningkatkan kelaparan dan
kekurang gizi.
Perubahan hasil panen.
Kanada dan sebagian rusia bisa jadi
lebih diuntungkan dengan meningkatnya hasil panen, tetapi peningkatan yang
terjadi tidak sebanding dengan kerugian yang disebabkan oleh kekeringan dan
kenaikan suhu terutama apabila melebihi beberapa derajad celsius. Panen di
wilayah tropis menurun drastis karena suhu sedemikian tingginya sehingga tidak
dapat ditolerir oleh tanaman.
Membatasi pemanasan global
Para ilmuwan mempelajari cara-cara
untuk membatasi pemanasan global. Kunci utamanya adalah:
- membatasi emisi CO2 dan
- menyembunyikan karbon yang juga membantu mencegah karbon dioksida memasuki atmosfer atau mengambil CO2 yang ada.
Membatasi
emisi CO2
Tehnik yang efektif untuk membatasi
emisi karbon ada dua yakni mengganti energi minyak dengan sumber energi lainnya
yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua penggunaan energi minyak sehemat
mungkin.
Energi alternatif yang dapat
digunakan diantaranya angin, sinar matahari, energi nuklir, dan panas bumi.
Kincir angin dapt merubah energi angin menjadi energi listrik. Sinar matahari
juga dapat dirubah menjadi energi listrik atau sumber panas yang bisa
dimanfaatkan seperti pemanas air, kompor matahari, dll. Energi panas bumi bisa
dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Sumber energi alternatif memang
lebih mahal dibanding energi minyak namun penelitian lebih lanjut akan membantu
untuk lebih menekan biaya.
Penggunaan minyak bumi secara
efisien
Emisi CO2 dapat dikurangi jika
mobil-mobil bisa lebih hemat bahan bakar. Para ilmuwan dan insinyur telah
bekerja untuk menciptakan mesin yang hemat bahan bakar. Penemuan-penemuan telah
mengembangkan alat untuk menggantikan mesin pembakaran atau menggunakan mesin
yang lebih kecil. Sebuah mobil dengan tenaga batery listrik telah memasuki
pasar, tetapi masih dilengkapi dengan mesin kecil berbahan bakar minyak. Bahan
bakar sel yakni sebuah alat yang mampu merubah energi kimia menjadi energi
listrik bisa dikembangkan untuk mobil-mobil di masa depan.
Menyembunyikan karbon dapt dilakukan
dengan dua cara:
- Di bawah tanah atau penyimpanan air tanah
- Penyimpanan di dalam tumbuhan hidup.
Bawah
tanah atau air bawah tanah bisa digunakan untuk menyuntikkan emisi CO2 ke dalam
lapisan bumi atau ke dalam lautan. Lapisan bumi yang dapat digunakan adalah
penyimpanan alami minyak dan gas bumi di tambang-tambang minyak. Dengan
memompakan Co2 kedalam tempat-tempat penyimpanan minyak di perut bumi akan
membantu mempermudah pengambilan minyak atau gas yang masih tersisa. Hal ini
bisa menutupi biaya penyembunyian karbon. Lapisan garam dan batubara yang dalam
juga bisa menyembunyikan karbon dioksida.
Lautan juga dapat menyimpan banyak
karbon dioksida, tetapi para ilmuwan belum dapat menetapkan pengaruhnya
terhapad lingkungan hidup di dalam laut.
Penyimpanan di dalam tanaman hidup
Tumbuhan hijau menyerap Co2 dari
udara untuk tumbuh. Kombinasi karbon dari CO2 dengan hidrogen diperlukan untuk
membentuk gula sederhana yang disimpan di dalam jaringan. Setelah tanaman mati
maka tubuhnya akan terurai dan melepaskan CO2. Ekosistem dengan tumbuh-tumbuhan
yang berlimpah seperti hutan atau perkebunan dapat menahan lebih banyak karbon,
tetapi generasi manusia yang akan datang harus tetap menjaga ekosistem agar
tetap utuh, jika tidak maka karbon yang disimpan dalam tanaman akan lepas
kembali ke atmosfer.
Pemanasan global yang terjadi di bumi yaitu temperatur bumi meningkat terus menerus. Diperkirakan tahun 2050 di Indonesia terjadi kenaikan 2 derajat Celcius. Es akan mulai mencair, tinggi permukaan laut akan naik 7 meter maka Jakarta akan tenggelam.
Jika hal ini terjadi terus menerus yaitu temperatur bumi terus naik dan permukaan laut juga terus naik, artinya manusia berada diambang kepunahan. Kepunahan seperti yang dialami Dinosaurus.
Pemanasan global disebabkan oleh kadar CO2 yang ada di atmosfer meningkat terus menerus. Sektor-sektor penyebab pencemaran ditunjukkan oleh grafik di bawah ini:
Bagaimana upaya yang dapat kita lakukan untuk mencegah pemanasan global?
Hutan selain tempat yang indah juga dapat menghisap CO2. Selain menyediakan air dan oksigen bagi manusia. Sehingga keberadaan hutan sangat penting untuk turut mencegah pemanasan global. Hutan jangan dibabati (ditebang) secara liar.
Kita juga harus banyak menanam pohon di pekarangan kita supaya CO2 di sekitar kita segera dihisap oleh tanaman kita.
Kegiatan semenisasi atau tanah ditutup semen seperti ini adalah perbuatan tidak terpuji. Tanah itu seperti kapas sehingga ketika ada air di dekatnya akan dihisapnya. Jika tanah ditutup semen maka tanah akan kesulitan mendapatkan air. Jika air tanah berkurang maka tanaman juga mengalami kesulitan, sebab tanaman-tanaman yang besar dia tidak membutuhkan “disiram” oleh manusia karena dia dapat mencari air sendiri yaitu menghisap air tanah.
Sampah rumah tangga harus dipisah-pisah antara sampah organik dan anorganik, sebab sampah organik dapat diproses menjadi kompos sehingga menyuburkan tanaman.
Kurangi penggunaan kendaraan bermotor kalau hanya untuk beli cabe atau rokok di warung dekat rumah. Gunakan sepeda kayuh atau jalan kaki saja.
Kendaraan besar dengan tenaga besar dan boros bahan bakar seperti ini sebaiknya jangan dipakai. Sebab akan menambah penumpukan CO2 di atmosfer.
Gunakan pembangkit listrik tenaga angin dan gunakan panel-panel surya untuk mendapatkan listrik. Bukan dengan membakar batubara dan solar sehingga menambah CO2 di atmosfer.
Gunakan sepeda listrik atau kendaraan bertenaga listrik lainnya sebagai alat transportasi, sebab kendaraan ini tidak memproduksi CO2
Tentang
pemanasan global…
Ternyata, memang sudah sedemikian
parahnya pemanasan global ini, dan dengan tulisan ini, mari kita sama2
meluangkan sedikit waktu untuk memikirkan masalah tersebut, demi masa depan
kita dan anak cucu kita nanti.
Dan, mari kita coba untuk melakukan
hal-hal berikut
Cara-cara
praktis dan sederhana `mendinginkan’ bumi :
- Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).
- Ganti bola lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
- Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
- Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C.
- Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
- Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
- Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
- Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
- Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
- Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
- Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
- Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.
EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL
-
EFEK RUMAH KACA
-
Sebagian dari panas ini akan dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi ke angkasa luar sebagai radiasi infra merah gelombang panjang.
-
Sebagian panas sinar matahari yang dipantulkan itu
akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi (disebut gas rumah kaca seperti : uap air, karbon-dioksida/CO2 dan metana ) sehingga panas sinar tersebut terperangkap di atmosfer bumi.
-
Peristiwa ini dikenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang
masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca,
sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.
Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat
dan layak ditempati manusia, karena jika tidak ada Efek Rumah Kaca maka
suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin.
-
Semua kehidupan di Bumi tergantung pada efek rumah
kaca ini, karena tanpanya, planet ini akan sangat dingin sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan Bumi.
-
Akan tetapi, bila gas-gas ini semakin berlebih di atmosfer dan
berlanjut, akibatnya pemanasan bumi akan berkelebihan dan akan semakin berlanjut !
-
-
PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)
-
Gas Rumah Kaca (GRK) yang berada di atmosfer dihasilkan dari akibat berbagai kegiatan manusia terutama yang
berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan
batu batubara) untuk keperluan seperti pembangkitan tenaga listrik, kendaraan
bermotor, pabrik2, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran hutan dan kegiatan pertanian. Kegiatan-kegiatan ini menghasilkan karbondioksida, metana, dan nitroksida, yang menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer.
-
Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu
meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia menyebabkan
panas sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa,
sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi.
Meningkatnya jumlah emisi (buangan) Gas Rumah Kaca di atmosfer pada akhirnya
menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal
dengan Pemanasan Global.
-
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
-
Pemanasan global yaitu meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi yang disebabkan oleh aktifitas manusia terutama aktifitas pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi, dan gas alam), yang melepas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Atmosfer semakin penuh dengan gas-gas rumah kaca ini dan ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak pantulan panas Matahari dari Bumi. Dampak pemanasan gelobal akan mempengaruhi :
1) Cuaca-Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
-
2) Tinggi muka laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21.
-Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan
di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah
Belanda , 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan
meningkat. Ketika
tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di
daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk
melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat
melakukan evakuasi dari daerah pantai.
-
3) Pertanian
-Orang mungkin
beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari
sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian
Selatan Kanada , sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih
tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan
pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat
tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung
yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang
berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa
tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan
penyakit yang lebih hebat.
-
4) Hewan dan tumbuhan
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
-
5) Kesehatan manusia
-
Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang
yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit
yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan
pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah
ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen
penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk
pembawa parasit malaria; persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature
meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria,
demam dengue (demam berdarah), demam kuning, dan encephalitis . Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya insiden
alergi dan penyakit
pernafasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan,
spora mold dan serbuk sari.
-
BAGAIMANA MENGURANGI GAS RUMAH KACA ?
-
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah
kaca.
-
Pertama: Mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen
karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon).
-
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan
karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam
pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat
pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui
fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya . Di seluruh dunia, tingkat
perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak
area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan
kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan
pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini
adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin
bertambahnya gas rumah kaca.
-
Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara
langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke
sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan .
Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti
dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di
salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norowegia, di mana karbondioksida
yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan
kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
-
Kedua: Mengurangi produksi gas rumah kaca.
-
Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil (BBM, batubara). Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat
sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi
sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada
pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di
dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini
sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang
dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila
dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun
demikian, penggunaan energi terbarui dan energi nuklir lebih mengurangi
pelepasan karbondioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena
alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak melepas
karbondioksida sama sekali.
-
-
Pencairan
es akibat pemanasan global
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Efek peningkatan
permukaan air laut akibat
pencairan es
-
Jika pencairan es tetap
berlanjut karena pemanasan global dan jika permukaan laut meningkat sampai
lebih 6 meter, maka diprediksi sebagian daratan Florida di AS akan
tertutup oleh air laut seperti yang tampak pada peta diatas (lihat tanda warna
merah). Akibatnya banyak pemukiman penduduk di Florida bakal
kebanjiran dan banyak pula bangunan akan hilang ditelan air laut. Peningkatan permukaan laut setinggi 1 meter akan berakibat sebagian daratan di Losiana, Florida, California, dan New Jersey di AS akan terendam air laut (lihat tanda warna merah pada peta diatas)
-
Kekeringan di
daratan akibat pemanasan global
Danau Chad tahun 1972 dan
1987, danau terbesar di Afrika yang menyuplai air ke Chad, Cameroon, dan
Nigeria. Peta tahun 1972 diatas terlihat air danau (warna biru) masih penuh,
sedangkan pada tahun 1987 sebagin besar air telah menyusut akibat pemanasan
lobal.
-
-
-
-
-
-
-
Keterkaitan
CFC (ChloroFluoroCarbon)
denganPemanasan
Global saat ini
Perlu diketahui bahwa iklim
merupakan gejala alamiah yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sekarang
ini adanya pemanasan Global yang terjadi mempengaruhi perubahan iklim di bumi
kita.
Iklim itu sendiri merupakan
rata-rata dan variasi temperatur, penguapan, presipitasi dan angin selama
periode tertentu hingga jutaan tahun sehingga menciptakan suatu kisaran bagi
setiap unsur cuaca.
Hubungan antara Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim merupakan
perubahan tekanan udara, suhu, angin, curah hujan, dan kelembaban sebagai
akibat dari Pemanasan Global. Sedangkan pemanasan global merupakan meningkatnya
suhu bumi sebagai akibat dari akumulasi panas di atmosfer di dekat permukaan
bumi dan laut yang disebabkan oleh Efek Rumah Kaca selama beberapa dekade
terakhir dan proyeksi untuk beberapa waktu yang akan datang.
Pemanasan Global akan disertai
dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan
dunia yang dapat mengakibatkan risiko banjir tinggi. Akibat yang parah
menyebabkan gelombang panas, banjir, peristiwa cuaca ekstrem dan kekeringan
yang berkepanjangan akan terus mengakibatkan peningkatan penyakit dan kematian.
Sadarkah kita bahwa beberapa
tahun ini semakin banyak bencana alam yang terjadi dan fenomena-fenomena alam
yang kacau? Mulai dari banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan
yang tidak menentu dari tahun ke tahun.
Perubahan iklim menjadi salah satu ancaman terbesar
yang dihadapi di bumi ini. Beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan suhu
di berbagai daerah dan meningkatkan ekstremitas dalam pola cuaca. Pemanasan
global mengakibatkan pola cuaca rumit, yang beragam dan saling bertentangan.
Berakibat cuaca panas, cuaca dingin, gelombang panas, badai, hal-hal tersebut
disebabkan oleh perubahan iklim.
Pemanasan global terjadi akibat
dari peningkatan efek rumah kaca yang disebebakan oleh naiknya konsentrasi gas
rumah kaca di atmosfer. Semakin tinggi konsentrasi gas rumah kaca maka semakin
banyak radiasi panas dari bumi yang terperangkap di atmosfer dan dipancarkan
kembali ke bumi. Hal ini menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi.
Peningkatan suhu iklim juga bisa dikarenakan peningkatan radiasi matahari,
namun efeknya relatif sangat kecil.
Beberapa Penyebab adanya Pemanasan Global
Efek rumah kaca sebagai penyebab
utama pemanasan global. Padahal awalnya, efek rumah kaca (greenhouse effect)
merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh bumi sebagai pelindung terhadap
radiasi langsung matahari. Dari radiasi matahari yang menembus atmosfer berupa
radiasi gelombang pendek, bumi melepaskan energi panas ke angkasa sebagai
radiasi gelombang panjang. Bila seluruh energi panas ini terbuang ke angkasa,
suhu permukaan bumi akan menurun. Namun adanya lapisan seperti selimut yang
terdiri dari uap air dan gas-gas carbon dioksida (CO2), metana (CH4),
dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon
(PFC), sampai sulfur heksafluorida (SF6) sehingga sebagian panas
terperangkap di bawah lapisan atmosfer. Maka, panas matahari yang tidak dapat
dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula, sehingga suhu permukaan bumi
menjadi hangat (efek rumah kaca). Oleh karena itu, pemanasan global dan
perubahan iklim merupakan dampak dari Efek Rumah Kaca.
Pada pemanasan global dan
perubahan iklim erat kaitannya dengan masalah lingkungan dan kesehatan manusia
yang terkait dengan penipisan lapisan ozon. Kedua fenomena ini saling
berhubungan. Beberapa polutan (zat pencemar) memberikan kontribusi yang sama
terhadap penipisan lapisan ozon dan Pemanasan Global. Lapisan ozon merupakan
filter terhadap sinar ultra violet dari radiasi matahari. Semakin menipisnya
lapisan ini, sinar ultra violet akan lebih leluasa sampai ke muka bumi sehingga
akan menambah panas permukaan bumi. Penipisan lapisan ozon terutama disebabkan
oleh chlorofluorcarbon (CFC). Seiring dengan meningkatnya jumlah pemakaian gas
chlorofluorocarbon (CFC) menyebabkan lapizan ozon semakin menipis karena
terjadinya reaksi antara CFC dan lapisan ozon. Pelepasan karbon ini berpengaruh
pada peningkatan kandungan karbon di atmosfir yang berdampak pada peningkatan
suhu atmosfir di permukaan bumi.
Chlorofluorocarbon (CFC) yang terdiri dari karbon,clorin
dan fluor. CFC merupakan penyebab dari penipisan ozon
stratosfir. Seperti halnya karbondioksida, CFC juga merupakan Gas Rumah Kaca
dan berpotensi terhadap Pemanasan Global jauh lebih tinggi dibandingkan karbondioksida
sehingga dampak akumulasi CFC diatmosfer mempercepat laju Pemanasan Global. CFC
akan tetap berada di atmosfer dalam waktu sangat lama bahkan berabad-abad.
Selain itu, kebakaran hutan berpengaruh terhadap
meningkatnya suhu global. Emisi yang dihasilkan dalam kebakaran hutan tersebut
menyebabkan pencemaran lapisan ozon sehingga menyebabkan penyerapan panas dari
radiasi juga bertambah,
0 komentar:
Posting Komentar