LAPISAN
UDARA, CUACA DAN IKLIM
|
Setelah mempelajari kegiatan 1
ini, Anda dapat:
1. menyebutkan lapisan-lapisan atmosfer beserta ciri-cirinya; dan
2. menjelaskan pengertian cuaca dan iklim serta unsur-unsurnya.
|
|
|
|
Pada modul 08 Anda telah
mempelajari tentang perairan darat dan laut. Tentu Anda juga masih ingat
bahwa yang termasuk ke dalam perairan darat meliputi air tanah, danau,
rawa, dan sungai. Sedangkan perairan laut meliputi perairan dari pantai
sampai ke dasar laut. Pada kali ini Anda saya ajak untuk mempelajari
tentang cuaca dan iklim.
|
Perlu Anda ketahui pula bahwa
cuaca dan iklim merupakan gejala alamiah yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, dengan mengetahui pola cuaca dan iklim seperti periode
musim hujan dan kemarau, maka para petani dapat menentukan musim tanam
yang tepat agar produksi pertaniannya baik. Selain itu, kondisi cuaca dan
iklim seperti arah dan kecepatan angin sangat diperlukan bagi para
nelayan untuk menentukan saat-saat yang tepat pergi ke laut mencari ikan
serta masih banyak sektor-sektor kehidupan yang berkaitan dengan kondisi
cuaca dan iklim.
Cuaca dan iklim merupakan
akibat dari proses-proses yang terjadi di atmosfer yang menyelubungi
bumi. Karena itu untuk memahami keadaan cuaca dan iklim di suatu tempat
serta unsur-unsurnya, terlebih dahulu Anda perlu mengetahui hal ikhwal
mengenai atmosfer bumi atau lapisan udara.
|
Atmosfer atau Lapisan Udara
Atmosfer sangat penting bagi kehidupan di bumi. Hal ini disebabkan karena
segala peristiwa cuaca terjadi pada ketinggian antara 0 sampai 10 km dari
permukaan bumi. Seperti terjadinya badai, angin topan, dan banjir yang
sangat berpengaruh terhadap aktivitas kehidupan manusia. Dengan adanya
atmosfer juga dapat menyelamatkan kehidupan mahkluk hidup dari bahaya sinar
ultra violet yang dipancarkan bersama radiasi matahari. Atmosfer juga
terdiri dari gas-gas yang dibutuhkan tumbuhan, hewan, dan manusia. Oleh
karena itu, pemahaman tentang fenomena atmosfer terutama di lapisan sampai
10 km sangat diperlukan, sehingga kita dapat mengetahui atau
memanfaatkannya untuk kesejahteraan manusia.
Sebelum membahas lebih jauh tentang atmosfer, mari kita pahami terlebih
dahulu tentang pengertian atmosfer. Atmosfer adalah lapisan udara yang
mengelilingi bumi dengan ketebalan kurang lebih 1.000 km dari permukaan
bumi. Lapisan udara ini terdiri dari beberapa gas yang merupakan
unsur-unsur dan senyawa kimia. Komposisi gas-gas lapisan udara didominasi
oleh empat macam gas, yaitu: Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Argon (Ar), dan
Karbondioksida (CO2). Secara keseluruhan keempat gas tersebut menempati
98,93 % dari isi keseluruhan udara. Untuk lebih memperdalam pemahaman
tentang gas-gas yang terkandung di dalam lapisan udara dapat Anda
perhatikan pada tabel berikut:
|
Tabel 1: Komposisi Gas dalam Lapisan Udara
(Atmosfer)
|
Dari
tabel tersebut Anda dapat melihat bahwa Gas Nitrogen merupakan gas yang
paling banyak terdapat dalam lapisan udara atau atmosfer bumi. Salah satu
sumbernya yaitu berasal dari pembakaran sisa-sisa pertanian dan akibat
letusan gunung api. Gas lain yang cukup banyak dalam lapisan udara atau
atmosfer adalah Oksigen. Oksigen antara lain berasal dari hasil proses
fotosintesis pada tumbuhan yang berdaun hijau. Dalam proses fotosintesis,
tumbuhan menyerap gas Karbondioksida dari udara dan mengeluarkan Oksigen.
Gas Karbondioksida secara alami besaral dari pernapasan mahkluk hidup,
yaitu hewan dan manusia. Sedangkan secara buatan gas Karbondioksida berasal
dari asap pembakaran industri, asap kendaraan bermotor, kebakaran hutan,
dan lain-lain.
Selain keempat gas tersebut di
atas ada beberapa gas lain yang terdapat di dalam atmosfer, yaitu di
antaranya Ozon. Walaupun ozon ini jumlahnya sangat sedikit namun sangat
berguna bagi kehidupan di bumi. Karena ozonlah yang dapat menyerap sinar
ultra violet yang dipancarkan sinar matahari sehingga jumlahnya sudah
sangat berkurang ketika sampai di permukaan bumi. Apabila radiasi ultra
violet ini tidak terserap oleh ozon, maka akan menimbulkan malapetaka bagi
kehidupan mahkluk hidup yang ada di bumi. Malapetaka apa yang ditimbulkan
dari radiasi tesebut? Anda tahu bahwa radiasi ini di antaranya dapat
membakar kulit mahkluk hidup, memecahkan kulit pembuluh darah, dan
menimbulkan penyakit kanker kulit. Untuk itu, kita harus bersyukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan gas berupa ozon, dan kita
berharap agar gas ozon selalu tetap ada di dalam atmosfer atau lapisan
udara.
Lapisan udara yang berketebalan
( 1.000 km atau yang disebut atmosfer terdiri dari beberapa lapisan dan
setiap lapisan mempunyai ciri khas. Apa sajakah lapisan-lapisan itu? Dan
bagaimana ciri-cirinya? Sebelum membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut,
silahkan Anda perhatikan gambar berikut:
Pada gambar di samping terlihat
ada beberapa lapisan atmosfer yang menyelubungi bumi. Lapisan-lapisan
tersebut adalah troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer
atau desifasister. Untuk memahami lebih jauh, mari kita bahas setiap
lapisan-lapisan tersebut.
|
Gambar 2: Penampang Lapisan Atmosfer
Bumi
|
|
|
a.
|
Troposfer
Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0 -
18 km di atas permukaan bumi. Tebal lapisan troposfer rata-rata ± 10 km. Di
daerah khatulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar 16 km dengan
temperatur rata-rata 80°C. Di daerah sedang ketinggian lapisan troposfer
sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub
ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperatur rata-rata 46°C.
Lapisan
troposfer ini pengaruhnya sangat besar sekali terhadap kehidupan mahkluk
hidup di muka bumi. Karena pada lapisan ini selain terjadi
peristiwa-peristiwa seperti cuaca dan iklim, juga terdapat kira-kira 80% dari
seluruh massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapat pada lapisan ini.
Ciri
khas yang terjadi pada lapisan troposfer adalah suhu (temperatur) udara
menurun sesuai dengan perubahan ketinggian, yaitu setiap naik 100 meter dari
permukaan bumi, suhu (temperatur) udara menurun sebesar ± 0,5°C.
Lapisan
troposfer paling atas, yaitu tropopause yang menjadi batas antara troposfer
dan stratosfer. Suhu (temperatur) udara di lapisan ini relatif konstan atau
tetap, walaupan ada pertambahan ketinggian, yaitu berkisar antara -55°C
sampai -60°C. Ketebalan lapisan tropopause ± 2 km.
|
b.
|
Stratosfer
Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer. Stratosfer terletak pada
ketinggian antara 18 - 49 km dari permukaan bumi. Lapisan ini ditandai dengan
adanya proses inversi suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring
dengan kenaikan ketinggian. Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai
terhenti, yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause
dengan suhu udara sekitar 0°C. Stratopause adalah lapisan batas antara
stratosfer dengan mesosfer. Lapisan ini terletak pada ketinggian sekitar 50 -
60 km dari permukaan bumi.
Umumnya
suhu (temperatur) udara pada lapisan stratosfer sampai ketinggian 20 km
tetap. Lapisan ini disebut dengan lapisan isotermis. Lapisan isotermis
merupakan lapisan paling bawah dari stratosfer. Setelah lapisan isotermis,
berikutnya terjadi peningkatan suhu (temperatur) hingga ketinggian ± 45 km.
Kenaikan temperatur pada lapisan ini disebabkan oleh adanya lapisan ozon yang
menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan sinar matahari.
Perlu Anda ketahui pula bahwa pada lapisan stratosfer ini tidak ada lagi uap
air, awan ataupun debu atmosfer, dan biasanya pesawat-pesawat yang
menggunakan mesin jet terbang pada lapisan ini. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari gangguan cuaca.
|
c.
|
Mesosfer
Lapisan ketiga dari atmosfer adalah mesosfer. Mesosfer terletak pada
ketinggian antara 49 - 82 km dari permukaan bumi. Lapisan ini merupakan
lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda-benda angkasa luar
lainnya. Lapisan mesosfer ini ditandai dengan penurunan suhu (temperatur)
udara, rata-rata 0,4°C per seratus meter. Penurunan suhu (temperatur) udara
ini disebabkan karena mesosfer memiliki kesetimbangan radioaktif yang
negatif. Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -81°C. Bahkan di puncak
mesosfer yang disebut mesopause, yaitu lapisan batas antara mesosfer dengan
lapisan termosfer temperaturnya diperkirakan mencapai sekitar -100°C.
|
d.
|
Termosfer (ionosfer)
Termosfer terletak pada ketinggian antara 82 - 800 km dari permukaan bumi.
Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan ionosfer. Karena lapisan ini
merupakan tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel yang dapat memberikan
efek pada perambatan/refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun
pendek.
Pada
termosfer, kenaikan temperatur dapat berlangsung mulai dari - 100°C hingga
ratusan bahkan ribuan derajat celcius. Lapisan yang paling tinggi dalam
termosfer adalah termopause. Temperatur termopause konstan terhadap
ketinggian, tetapi berubah dengan waktu karena pengaruh osilasi. Temperatur
pada malam hari berosilasi antara 300°C dan 1200°C, sedangkan pada siang hari
berosilasi antara 700°C dan 1700°C.
|
e.
|
Eksosfer atau Desifasister
Eksosfer terletak pada ketinggian antara 800 - 1000 km dari permukaan bumi.
Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara tidak
beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat
meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi.
Lapisan
ini sering disebut pula dengan ruang antar planet dan geostasioner. Lapisan
ini sangat berbahaya, karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari
angkasa luar.
|
POLA GERAKAN
UDARA
Pola Gerakan Udara
Tentunya
Anda sudah mengetahui bahwa gerakan udara pada umumnya disebabkan oleh
pemanasan terhadap udara dalam bentuk persebaran panas. Pemanasan atau
persebaran panas dibagi atas pemanasan langsung dan tidak langsung.
Pemanasan
langsung merupakan absorpsi atau penyerapan panas oleh udara, sedangkan
pemanasan tidak langsung terjadi pada lapisan udara paling bawah, panas
yang berasal dari bumi (setelah diterima bumi dari matahari) lalu
disebarkan secara vertikal dan horizontal.
Berdasarkan
pemanasan atau persebaran panas tersebut, maka pola gerakan udara dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu konduksi, konveksi, adveksi, dan
turbulensi. Apakah yang dimaksud dengan konduksi, konveksi, adveksi, dan
turbulensi itu? Mari kita bahas satu persatu pola-pola tersebut.
a.
|
Konduksi,
yaitu pemanasan secara kontak atau bersinggungan. Pemanasan ini terjadi
karena molekul-molekul udara yang dekat dengan permukaan bumi akan
menjadi panas karena bersinggungan dengan bumi yang menerima panas
langsung dari matahari. Molekul-molekul udara yang sudah panas
bersinggungan dengan molekul-molekul udara yang belum panas; lalu saling
memberikan panas sehingga menjadi sama-sama panas. Perhatikan gambar
bagan terjadinya peristiwa konduksi di bawah ini.
Gambar 11:
Bagan Terjadinya Peristiwa Konduksi
|
b.
|
Koveksi,
yaitu pemanasan atau penyebaran panas yang terjadi akibat adanya gerakan
udara secara vertikal, sehingga udara di atas yang belum panas menjadi
panas karena pengaruh udara di bawahnya yang sudah panas. Lihat gambar
12.
Gambar 12:
Bagan Terjadinya Peristiwa Konveksi
|
c.
|
Adveksi,
yaitu pemanasan atau persebaran panas yang terjadi sebagai akibat gerakan
udara panas secara horizontal atau mendatar dan menyebabkan udara di
sekitarnya juga menjadi panas. Perhatikan gambar bagan terjadinya
peristiwa adveksi di bawah ini.
Gambar 13:
Bagan Terjadinya Peristiwa Adveksi
|
d.
|
Turbulensi,
yaitu persebaran udara panas secara tak teratur, berputar-putar. Hal ini
akan menyebabkan udara yang sudah panas bercampur dengan udara yang belum
panas, sehingga udara yang belum panas akan ikut menjadi panas. Untuk
lebih jelasnya, silakan Anda perhatikan gambar berikut.
Gambar 14 : Bagan
Terjadinya Peristiwa Turbulensi
|
|
|
|
Setelah
mempelajari kegiatan 2 ini, Anda dapat:
1. menjelaskan pola gerakan udara, pengaruh gerakan udara terhadap kehidupan;
2. membedakan angin siklon dan anti siklon; dan
3. menjelaskan pengertian dan sifat dari Daerah Konvergensi Antar Tropik
(DKAT).
|
|
|
|
Di
dalam kegiatan 1 telah dibahas tentang lapisan-lapisan udara, cuaca dan iklim
serta unsur-unsurnya. Saya percaya bahwa Anda telah memahaminya. Untuk
kegiatan 2 diharapkan Anda juga demikian. Di dalam kegiatan 2 , materi yang
akan dibahas yaitu tentang pola gerakan udara, angin siklon dan anti siklon,
serta pengertian dan sifat dari Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). Nah,
silakan Anda pelajari secara seksama uraian berikut.
|
POLA
CURAH HUJAN DAN ANGIN DI INDONESIA
|
Setelah mempelajari kegiatan 3 ini, Anda dapat:
1. menjelaskan pola umum curah hujan dan pola angin di Indonesia;
2. menyebutkan beberapa pembagian iklim; dan
3. menguraikan peranan iklim dalam kehidupan.
|
|
|
|
Di dalam kegiatan 3 ini akan
dibahas tentang pola umum curah hujan di Indonesia, pola pergerakan angin
di Indonesia, pembagian iklim, dan peranan iklim dalam kehidupan. Untuk
lebih jelasnya silakan Anda simak uraian berikut ini.
|
Pola Umum Curah Hujan di Indonesia
Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak
geografis. Secara rinci pola umum hujan di Indonesia dapat diuraikan
sebagai berikut:
- Pantai sebelah barat setiap
pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai
sebelah timur.
- Curah hujan di Indonesia
bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian timur. Sebagai
contoh, deretan pulau-pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang dihubungkan
oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan yang terbanyak adalah Jawa
Barat.
- Curah hujan juga bertambah
sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak umumnya berada
pada ketinggian antara 600 - 900 m di atas permukaan laut.
- Di daerah pedalaman, di
semua pulau musim hujan jatuh pada musim pancaroba. Demikian juga
halnya di daerah-daerah rawa yang besar.
- Bulan maksimum hujan sesuai
dengan letak DKAT.
- Saat mulai turunnya hujan
bergeser dari barat ke timur seperti:
1) Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu mendapat hujan
terbanyak pada bulan November.
2) Lampung-Bangka yang letaknya ke timur mendapat hujan terbanyak pada
bulan Desember.
3) Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan Januari -
Februari.
- Di Sulawesi Selatan bagian
timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah, musim hujannya berbeda, yaitu
bulan Mei-Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang mengalami musim
kering. Batas daerah hujan Indonesia barat dan timur terletak pada
kira-kira 120( Bujur Timur. Grafik perbandingan empat pola curah hujan
di Indonesia dapat Anda lihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 21: Perbandingan pada empat pola
curah hujan di Indonesia
Rata-rata
curah hujan di Indonesia untuk setiap tahunnya tidak sama. Namun masih
tergolong cukup banyak, yaitu rata-rata 2000 - 3000 mm/tahun. Begitu pula
antara tempat yang satu dengan tempat yang lain rata-rata curah hujannya
tidak sama.
Ada
beberapa daerah yang mendapat curah hujan sangat rendah dan ada pula daerah
yang mendapat curah hujan tinggi:
- Daerah yang mendapat curah
hujan rata-rata per tahun kurang dari 1000 mm, meliputi 0,6% dari luas
wilayah Indonesia, di antaranya Nusa Tenggara, dan 2 daerah di
Sulawesi (lembah Palu dan Luwuk).
- Daerah yang mendapat curah
hujan antara 1000 - 2000 mm per tahun di antaranya sebagian Nusa
Tenggara, daerah sempit di Merauke, Kepulauan Aru, dan Tanibar.
- Daerah yang mendapat curah
hujan antara 2000 - 3000 mm per tahun, meliputi Sumatera Timur,
Kalimantan Selatan, dan Timur sebagian besar Jawa Barat dan Jawa
Tengah, sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan sebagaian besar
Sulawesi.
- Daerah yang mendapat curah
hujan tertinggi lebih dari 3000 mm per tahun meliputi dataran tinggi
di Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dataran tinggi Irian bagian
tengah, dan beberapa daerah di Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba.
Perlu Anda ketahui pula bahwa
hujan terbanyak di Indonesia terdapat di Baturaden Jawa Tengah, yaitu curah
hujan mencapai 7,069 mm/tahun. Hujan paling sedikit di Palu Sulawesi
Tengah, merupakan daerah yang paling kering dengan curah hujan sekitar 547
mm/tahun. Untuk lebih jelasnya silakan Anda perhatikan Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3: Curah hujan di Indonesia dalam
satu tahun
|
|
Pola Pergerakan Angin di Indonesia
Di dalam kegiatan 1 tentu Anda masih ingat, bahwa salah satu unsur cuaca dan
iklim adalah angin. Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan
udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Berarti angin terjadi karena
adanya perbedaan tekanan udara.
Di daerah tropis akan terjadi angin dari daerah maksimum
subtropis ke daerah minimum equator. Angin ini disebut angin passat timur
laut di belahan bumi utara dan angin passat tenggara di belahan bumi selatan.
Angin passat banyak membawa uap air karena berhembus di laut lepas. Akan
tetapi pada beberapa wilayah di permukaan bumi angin passat tersebut
mengalami perubahan arah akibat pengaruh lingkungan setempat.
Di Indonesia yang secara geografis terletak di antara dua
benua (Asia dan Australia) dan dua samudera serta letak matahari yang berubah
setiap enam bulan berada di utara dan enam bulan berada di selatan
khatulistiwa, maka angin passat tersebut mengalami perubahan menjadi angin
muson (angin musim) barat dan angin muson timur.
a.
|
Angin Muson Barat
Angin muson barat berhembus pada bulan Oktober - April, matahari berada di
belahan bumi selatan, mengakibatkan belahan bumi selatan khususnya
Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari daripada benua Asia.
Akibatnya di Australia bertemperatur tinggi dan tekanan udara rendah
(minimum). Sebaliknya di Asia yang mulai ditinggalkan matahari
temperaturnya rendah dan tekanan udaranya tinggi (maksimum).
Oleh karena itu terjadilah
pergerakan angin dari benua Asia ke benua Australia sebagai angin muson barat.
Angin ini melewati Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia serta Laut Cina
Selatan. Karena melewati lautan tentunya banyak membawa uap air dan setelah
sampai di kepulauan Indonesia turunlah hujan. Setiap bulan November,
Desember, dan Januari Indonesia bagian barat sedang mengalami musin hujan
dengan curah hujan yang cukup tinggi.
|
b.
|
Angin Muson Timur
Angin muson timur berhembus setiap bulan April - Oktober, ketika matahari
mulai bergeser ke belahan bumi utara. Di belahan bumi utara khususnya benua
Asia temperaturnya tinggi dan tekanan udara rendah (minimum). Sebaliknya di
benua Australia yang telah ditinggalkan matahari, temperaturnya rendah dan
tekanan udara tinggi (maksimum). Terjadilah pergerakan angin dari benua
Australia ke benua Asia melalui Indonesia sebagai angin muson timur. Angin
ini tidak banyak menurunkan hujan, karena hanya melewati laut kecil dan
jalur sempit seperti Laut Timor, Laut Arafuru, dan bagian selatan Irian
Jaya, serta Kepulauan Nusa Tenggara. Oleh sebab itu, di Indonesia sering
menyebutnya sebagai musim kemarau.
Di antara kedua musim, yaitu
musim penghujan dan kemarau terdapat musim lain yang disebut Musim
Pancaroba (Peralihan). Peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau
disebut musim kemareng, sedangkan peralihan dari musim kemarau ke musim
penghujan disebut musim labuh.
Adapun ciri-ciri musim pancaroba
(peralihan), yaitu antara lain udara terasa panas, arah angin tidak
teratur, sering terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat dan
lebat.
|
c.
|
Angin Lokal
Selain angin muson barat dan timur juga terdapat angin lokal. Angin ini
bertiup setiap hari, seperti angin darat, angin laut, angin lembah dan
angin gunung.
1)
|
Angin Darat dan Angin Laut
Angin ini terjadi di daerah pantai yang diakibatkan adanya perbedaan
sifat daratan dan lautan. Pada malam hari daratan lebih dingin daripada
lautan sehingga di daratan merupakan daerah maksimum yang menyebabkan
terjadinya angin darat. Sebaliknya, pada siang hari terjadi angin laut.
Perhatikan gambar 20. Kedua angin ini banyak dimanfaatkan oleh para
nelayan tradisional untuk menangkap ikan di laut. Pada malam hari saat
bertiupnya angin darat, para nelayan pergi menangkap ikan di laut.
Sebaliknya pada siang hari saat bertiupnya angin laut, para nelayan
pulang dari penangkapannya.
Gambar 22: Bagan terjadinya (a) angin
darat dan (b) angin laut
|
2)
|
Angin Lembah dan Angin Gunung
Pada siang hari puncak gunung lebih cepat menerima panas daripada lembah
yang dalam keadaan tertutup. Puncak gunung tekanan udaranya minimum dan
lembah tekanan udaranya maksimum. Karena keadaan ini maka udara bergerak
dari lembah menyusur lereng menuju ke puncak gunung. Angin dari lembah
ini disebut angin lembah.
Gambar 23: Bagan terjadinya (a) angin
lembah dan (b) angin gunung
Pada malam hari puncak gunung
lebih cepat mengeluarkan panas daripada lembah. Akibatnya di puncak
gunung bertekanan lebih tinggi (maksimum) dibandingkan dengan di lembah
(minimum) sehingga angin bertiup dari puncak gunung menuruni lereng
menuju ke lembah. Angin dari puncak gunung ini disebut angin gunung. Coba
Anda perhatikan gambar 22 berikut ini.
|
|
|
Pembagian Iklim
Tentunya Anda masih ingat apa yang dimaksud dengan iklim. Coba sebutkan
kembali pengertian iklim! Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak
garis lintang dan ketinggiannya di muka bumi. Berdasarkan letak garis
lintang dan ketinggian tersebut, maka iklim dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu iklim matahari dan iklim fisis.
a.
|
Iklim
Matahari
Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang
diterima oleh permukaan bumi. Pembagiannya dapat Anda perhatikan pada
gambar 24 berikut.
Gambar 22: Pembagian daerah iklim
matahari
Untuk lebih memperdalam
pemahaman tentang pembagian iklim matahari tersebut di atas dapat Anda
pelajari pada uraian berikut.
1)
|
Iklim Tropis
Iklim tropis terletak antara 0° - 231/2° LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan
bumi.
Ciri-ciri
iklim tropis adalah sebagai berikut:
- Suhu udara rata-rata
tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara
20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya
mencapai 30°C.
- Amplitudo suhu
rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 - 5°C, sedangkan
ampitudo hariannya lebih besar.
- Tekanan udaranya rendah
dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
- Hujan banyak dan lebih
banyak dari daerah-daerah lain di dunia.
|
2)
|
Iklim
Sub Tropis
Iklim sub tropis terletak antara 231/2° - 40°LU/LS. Daerah ini
merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang.
Ciri-ciri
iklim sub tropis adalah sebagai berikut:
- Batas yang tegas tidak
dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim
tropis ke iklim sedang.
- Terdapat empat musim,
yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin
pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim
panas tidak terlalu panas.
- Suhu sepanjang tahun
menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu
dingin.
- Daerah sub tropis yang
musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering
disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim
panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.
|
3)
|
Iklim
Sedang
Iklim sedang terletak antara 40°- 661/2° LU/LS. Ciri-ciri iklim sedang
adalah sebagai berikut:
- Banyak terdapat
gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering
berubah-ubah, arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu,
dan sering terjadi badai secara tiba-tiba.
- Amplitudo suhu tahunan
lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan
dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.
|
4)
|
Iklim
Dingin (Kutub)
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut
pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim
tundra dan iklim es.
Ciri-ciri iklim tundra adalah sebagai berikut:
- Musim dingin
berlangsung lama
- Musim panas yang sejuk
berlangsung singkat.
- Udaranya kering.
- Tanahnya selalu membeku
sepanjang tahun.
- Di musim dingin tanah
ditutupi es dan salju.
- Di musim panas banyak
terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah.
- Vegetasinya jenis
lumut-lumutan dan semak-semak.
- Wilayahnya meliputi:
Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan
Greenland, dan pantai utara Siberia.
Sedangkan
ciri-ciri iklim es atau iklim kutub adalah sebagai berikut:
• Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.
• Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan
Antartika di kutub selatan.
|
|
b.
|
Iklim
Fisis
Apa yang dimaksud dengan iklim fisis. Iklim fisis adalah menurut keadaan
atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh
lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh
lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan.
Iklim fisis dapat dibedakan
menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim
gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).
1)
|
Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah
sedang. Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda.
Ciri
iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°,
adalah sebagai berikut:
a) Suhu rata-rata tahunan rendah;
b) Amplitudo suhu harian rendah/kecil;
c) Banyak awan, dan
d) Sering hujan lebat disertai badai.
Ciri-ciri
iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
a) Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;
b) Banyak awan;
c) Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;
d) Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan
tiba-tiba.
|
2)
|
Iklim
Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah
sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai
lintang 40(, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil; dan
b) Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.
Ciri
iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu tahunan besar;
b) Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin
rendah; dan
c) Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.
|
3)
|
Iklim
Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai
berikut:
a) Amplitudo suhu harian dan tahunan besar;
b) Udara kering,
c) Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah; dan
d) Jarang turun hujan.
|
4)
|
Iklim
Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan.
Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi;
b) Terdapat di daerah sedang;
c) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;
d) Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah
bayangan hujan;
e) Kadang banyak turun salju.
|
5)
|
Iklim
Musim (Muson)
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti
setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a) Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan;
b) Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan
menimbulkan musim kemarau.
|
Selain pembagian iklim menurut
letak garis lintang dan ketinggian tempat, berikut ini akan diuraikan
tentang pembagian iklim menurut beberapa para ahli antara lain:
a.
|
Pembagian
Iklim Menurut Dr. Wladimir Koppen
Pada tahun 1918 Dr Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman)
membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban
udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap
permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu
Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing
daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.
- Iklim A atau iklim
tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:
• suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,
• suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,
• curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan
• tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.
- Iklim B atau iklim
gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut:
• Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);
• Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan
besar;
- Iklim C atau iklim
sedang. Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin antara
18° sampai -3°C.
- Iklim D atau iklim
salju atau microthermal. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata
bulan terdingin kurang dari - 3°C.
- Iklim E atau iklim
kutub . Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu
tidak pernah lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan
terdingin kurang dari - 3°C.
Dari
kelima daerah iklim tersebut sebagai variasinya diperinci lagi menjadi
beberapa macam iklim, yaitu:
- Daerah iklim A, terbagi
menjadi empat macam iklim, yaitu sebagai berikut:
(1) Af = Iklim panas hujan tropis.
(2) As = Iklim savana dengan musim panas kering.
(3) Aw = Iklim savana dengan musim dingin kering.
(4) Am = Iklim antaranya, musim kering hanya sebentar.
- Daerah iklim B, terbagi
menjadi dua macam iklim, yaitu:
(1) Bs = Iklim steppa, merupakan peralihan dari iklim gurun (BW)
dan iklim lembab dari iklim A, C, dan D.
(2) BW = Iklim gurun.
- Daerah iklim C, terbagi
menjadi tiga macam iklim, yaitu:
(1) Cs = Iklim sedang (laut) dengan musim panas yang kering atau
iklim lembab agak panas kering.
(2) Cw = Iklim sedang (laut) dengan musim dingin yang kering atau
iklim lembab dan sejuk.
(3) Cf = Iklim sedang (darat) dengan hujan pada semua bulan.
- Daerah iklim D, terbagi
dua macam iklim, yaitu:
(1) Dw = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering.
(2) Df = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.
- Daerah iklim E, terbagi
menjadi 2 macam iklim, yaitu:
(1) ET = Iklim tundra, temperatur bulan terpanas antara 0( sampai
10(C.
(2) Ef = Iklim salju , iklim dimana terdapat es abadi.
Perlu
Anda ketahui bahwa menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim
Af, Aw, Am, C, dan D.
Af dan Am
|
=
|
terdapat
di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa
Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.
|
Aw
|
=
|
terdapat
di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti
daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai
selatan.
|
C
|
=
|
terdapat
di hutan-hutan daerah pegunungan.
|
D
|
=
|
terdapat
di pegunungan salju Irian Jaya.
|
|
b.
|
Pembagian
Iklim Menurut F. Junghuhn
Berdasarkan hasil penyelidikan Junghuhn pembagian daerah iklim di Jawa
ditetapkan secara vertikal sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan.
Perhatikan pada gambar di bawah ini.
Gambar 25: Pembagian iklim menurut
Junghuhn
Menurut
Junghuhn pembagian daerah iklim dapat dibedakan sebagai berikut
- Daerah panas/tropis
Tinggi tempat antara 0 - 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° -
22°C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu,
karet, kelapa, dan cokelat.
- Daerah sedang
Tinggi tempat 600 - 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C.
Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan
sayur-sayuran.
- Daerah sejuk
Tinggi tempat 1500 - 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° -
11,1°C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.
- Daerah dingin
Tinggi tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° -
6,2°C. Tanamannya tidak ada tanaman budidaya.
|
c.
|
Pembagian
Iklim Menurut Mohr
Mohr membagi iklim berdasarkan curah hujan yang sampai ke permukaan bumi,
yaitu menjadi tiga golongan sebagai berikut:
- Bulan kering (BK),
yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut kurang
dari 60 mm.
- Bulan sedang (BS, yaitu
jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut berkisar antara
60 - 90 mm.
- Bulan basah (BB), yaitu
jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut 100 mm ke atas.
|
d.
|
Pembagian
Iklim Menurut Schmidt Ferguson
Schmidt Ferguson menggolongkan iklim didasarkan banyaknya curah hujan
tiap-tiap bulan dengan membandingkan jumlah bulan kering dengan jumlah
bulan basah dalam satu tahun. Oleh sebab itu menurutnya, bahwa iklim
dibagi menjadi dua golongan, yaitu sebagai berikut:
- Bulan kering (BK),
yaitu curah hujan yang sampai ke permukaan bumi kurang dari 60 mm.
- Bulan basah (BB), yaitu
curah hujan yang sampai kepermukaan bumi lebih dari 60 mm.
|
|
|
|
Peranan Iklim dalam Kehidupan
Perlu Anda ketahui bahwa iklim merupakan salah satu faktor yang sangat
penting bagi kehidupan manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang besar
terhadap kehidupan seperti dalam bidang pertanian, transportasi atau
perhubungan, telekomunikasi, dan pariwisata. Untuk mengetahui peranan apa
saja yang diberikan terhadap kehidupan silakan Anda simak uraian berikut.
a.
|
Peranan
Iklim Di Bidang Pertanian
Di Indonesia yang sebagian besar penduduknya masyarakat agraris yang
bergerak di sektor pertanian, sifat-sifat iklim seperti suhu, curah
hujan, dan musim sangat berpengaruh terhadap kehidupannya.
Faktor-faktor iklim seperti
cuaca dan iklim benar-benar dipertimbangkan dalam mengembangkan
pertanian. Kondisi suhu, curah hujan dan pola musim sangat menentukan
kecocokan dan optimalisasi pembudidayaan tanaman pertanian. Misalnya,
padi sangat cocok dibudidayakan di daerah yang bersuhu udara panas dengan
curah hujan yang cukup tinggi. Tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran
dan buah-buahan cocok dibudidayakan di daerah sedang sampai sejuk dengan
intensitas curah hujan tidak setinggi pada tanaman padi.
Begitu pula di bidang
perikanan atau kelautan, faktor iklim seperti cuaca, suhu, dan musim
sangat berpengaruh, baik terhadap para nelayan maupun ikan yang akan di
tangkap. Pada umumnya para nelayan mengerti benar tentang keadaan cuaca,
terutama yang behubungan dengan angin dan musim. Dengan pengetahuan yang
dimiliki mereka tahu kapan datangnya angin musim barat dan angin musim
timur. Pada saat berhembus angin barat mereka sangat berhati-hati dalam
menangkap ikan di laut. Karena musim angin barat sering menimbulkan
gelombang besar yang membahayakan mereka. Dan mereka juga tahu mengenai
tanda-tanda alam seperti akan datangnya badai yang besar, sehingga mereka
tidak akan turun ke laut untuk menangkap ikan.
|
b.
|
Peranan
Iklim Di Bidang Transportasi
Faktor-faktor cuaca dan iklim mempunyai peranan yang besar tehadap bidang
transportasi. Seperti cuaca, suhu, arah dan kecepatan angin, awan, dan
kabut sangat mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain
berpengaruh terhadap penerbangan, faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula
terhadap transportasi laut. Seperti arah dan kecepatan angin, tinggi
gelombang, badai dan lain-lain.
|
c.
|
Peranan
Iklim untuk Telekomunkasi
Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang telekomunikasi.
Seperti arus angin dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar daerah
dengan menggunakan telepon angin.
Tentunya Anda sudah mengetahui
pula bahwa cuaca dan iklim merupakan akibat dari proses-proses yang
terjadi di atmosfer atau lapisan udara. Lapisan udara yang menyelebungi
bumi terdiri dari beberapa lapisan, di antaranya terdapat lapisan
ionosfer. Lapisan ini mengandung partikel-partikel yang mengalami
ionisasi sehingga bermuatan listrik. Dengan adanya lapisan ionosfer ini,
maka siaran radio dan televisi dapat di dengar dan dilihat dimana-mana.
|
d.
|
Peranan
Iklim untuk Pariwisata
Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang pariwisata.
Seperti cuaca cerah, banyak cahaya matahari, kecepatan angin, udara
sejuk, kering, panas, dan sebagainya sangat mempengarui terhadap
pelaksanaan wisata, baik wisata darat maupun laut. Dengan kondisi seperti
yang telah disebutkan, maka pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati.
|
Apakah Anda sudah jelas memahami
isi modul kegiatan 3, jika belum cobalah pelajari kembali sampai
benar-benar Anda paham. Tetapi jika Anda sudah mengerti, silakan jawab
pertanyaan-pertanyaan pada Tugas Kegiatan 3. Tulis nomor kode GEO.I.3.09,
Tugas Kegiatan 3 di buku latihan Anda.
|
|
Cuaca dan Iklim
Apakah yang dimaksud dengan cuaca dan iklim? Dan apa saja
unsur-unsur dari cuaca itu? Untuk mengetahui jawaban dari kedua pertanyaan
tersebut, mari kita bahas secara bersama-sama tentang cuaca dan iklim serta
unsur-unsurnya.
Yang dimaksud dengan cuaca adalah keadaan udara pada saat
tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu
yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu
cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore
hari, dan keadaannya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap
jamnya. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu
sekitar 24 jam melalui prakiraan cuaca yang dikembangkan oleh Badan
Meteorologi dan Geofisika (BMG), Departemen Perhubungan. Untuk negara-negara
yang sudah maju perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat
(tepat).
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu
tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (± minimal 30
tahun) dan meliputi wilayah yang luas. Iklim dapat terbentuk karena adanya:
- Rotasi dan revolusi bumi
sehingga terjadi pergeseran semu harian matahari dan tahunan; dan
- Perbedaan lintang geografi
dan lingkungan fisis. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya penyerapan
panas matahari oleh bumi sehingga besar pengaruhnya terhadap kehidupan
di bumi. Perhatikan pada gambar berikut ini.
Gambar
3: Jenis
hewan yang tahan terhadap iklim panas
|
Gambar
4:
Jenis hewan yang tahan terhadap iklim dingin
|
Pada gambar 3 di atas dapat Anda lihat bahwa di daerah
iklim panas seperti di gurun hanya dapat hidup jenis hewan yang tahan
terhadap panas, misalnya unta. Begitu pula di daerah beriklim dingin seperti
di kutub hanya jenis hewan yang tahan dingin saja yang dapat hidup, misalnya
beruang kutub atau burung pinguin.
Perlu Anda ketahui pula bahwa ilmu yang mempelajari
tentang iklim disebut Klimatologi, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang
keadaan cuaca disebut Meteorologi.
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan
iklim suatu daerah atau wilayah, yaitu: suhu atau temperatur udara, tekanan udara,
angin, kelembaban udara, dan curah hujan. Untuk lebih jelasnya mari kita
bahas unsur-unsur tersebut.
a.
|
Suhu atau Temperatur Udara
Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul
dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur udara atau derajat
panas disebut Thermometer. Biasanya pengukuran suhu atau temperatur udara
dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Udara
timbul karena adanya radiasi panas matahari yang diterima bumi. Tingkat
penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
- Sudut datang sinar
matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan arah
datangnya sinar matahari. Makin kecil sudut datang sinar matahari,
semakin sedikit panas yang diterima oleh bumi dibandingkan sudut yang
datangnya tegak lurus.
- Lama waktu penyinaran
matahari, makin lama matahari bersinar, semakin banyak panas yang
diterima bumi.
- Keadaan muka bumi (daratan
dan lautan), daratan cepat menerima panas dan cepat pula
melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat daratan.
- Banyak sedikitnya awan,
ketebalan awan mempengaruhi panas yang diterima bumi. Makin banyak
atau makin tebal awan, semakin sedikit panas yang diterima bumi.
Bagaimanakah dengan persebaran suhu atau temperatur
udara? Persebaran suhu atau temperatur udara dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu persebaran horizontal dan vertikal. Untuk lebih jelasnya silakan Anda
simak uraian dari masing-masing persebaran tersebut berikut ini.
1)
|
Persebaran suhu atau temperatur udara horizontal.
Suhu atau temperatur udara di permukaan bumi untuk berbagai tempat tidak
sama. Untuk mempermudah membandingkannya, maka dibuat peta isotherm.
Isotherm yaitu garis khayal dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat
yang mempunyai suhu atau temperatur udara rata-rata sama. Persebaran
horizontal secara tidak teratur dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya,
misalnya perbedaan suhu atau temperatur udara daratan dan lautan.
Ada berbagai macam isotherm, yaitu isotherm bulan
Januari, isotherm bulan Juli, dan isotherm tahunan. Perhatikan gambar
berikut ini.
a. Pada bulan Januari
|
b. Pada bulan Juli
|
Gambar 5: Persebaran suhu atau
temperatur udara secara horizontal
|
Untuk lebih jelasnya silakan Anda simak uraian dari
masing-masing isotherm berikut ini.
- Isotherm bulan Januari,
yaitu tempat-tempat yang terdingin di belahan bumi utara karena pada
waktu itu matahari berada di belahan bumi selatan. Contoh daerah
yang terdingin antara lain Siberia dan Greenland, sedangkan daerah
yang terpanas antara lain Afrika Selatan dan Argentina. Coba Anda
cari daerah-daerah tersebut pada peta atau atlas.
- Isotherm bulan Juli,
yaitu daerah-daerah yang terdingin di belahan bumi selatan seperti
Australia Utara, dan daerah terpanas di belahan bumi utara seperti
Arab Persia.
- Isotherm tahunan, yaitu
garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama temperatur
rata-ratanya dalam satu tahun. Daerah ini berada di sebelah utara
dan selatan equator/khatulistiwa (22°LU/LS), yaitu dari Meksiko,
Venezuela, Sahara, dan Dakan.
|
2)
|
Persebaran suhu atau temperatur udara vertikal
Semakin naik suhu atau temperatur udara akan semakin turun. Secara umum,
setiap naik 100 meter, suhu atau temperatur udara turun 0,5°C. Ketentuan
ini tergantung pada letak dan ketinggian suatu tempat. Adanya perairan,
seperti selat dan laut sangat besar peranannya pada pengendalian suhu
atau temperatur, sehingga tidak terjadi perbedaan suhu terendah dan suhu
tertinggi yang sangat besar. Perhatikan gambar persebaran suhu atau
temperatur udara berikut ini.
Dengan bervariasinya persebaran suhu atau temperatur
udara baik secara horizontal maupun vertikal, maka dapat terjadi
gejala-gejala cuaca, kabut, dan awan.
Gambar
6 : Persebaran suhu atau temperatur udara secara vertikal
|
|
b.
|
Tekanan Udara
Selain suhu atau temperatur udara, unsur cuaca dan iklim yang lain adalah
tekanan udara. Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya
berat dari lapisan udara. Besarnya tekanan udara di setiap tempat pada
suatu saat berubah-ubah. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut,
makin rendah tekanan udaranya. Hal ini disebabkan karena makin berkurangnya
udara yang menekan.
Besarnya tekanan udara diukur dengan barometer dan dinyatakan dengan
milibar (mb). Barometer terdiri dari berbagai macam. Coba Anda perhatikan
pada gambar di bawah ini.
Gambar
7:
Macam-macam Barometer
Dari gambar di atas hanya 3 jenis barometer yang biasa
digunakan, yaitu:
- Barometer air raksa, yang
menggunakan skala milimeter air raksa (mm Hg). Barometer ini
diciptakan oleh Torriceli (1643).
- Barometer Aneroid, yang
menggunakan skala milibar (mb).
- Barograf, yaitu barometer
yang secara otomatis mencatat sendiri tekanan udara setiap saat dalam
jangka waktu tertentu dalam barogram dengan menggunakan skala milibar
(mb).
Tekanan udara dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1) Tekanan udara tinggi, lebih dari 1013 mb.
2) Tekanan udara rendah, kurang dari 1013 mb.
3) Tekanan di permukaan laut, sama dengan 1013 mb.
Garis khayal dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat
yang mempunyai tekanan udara sama disebut isobar. Coba Anda perhatikan
garis-garis isobar yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan
udara sama pada gambar 8.
Gambar
8:
Garis-garis Isobar
|
c.
|
Angin
Angin merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim. Apa yang dimaksud dengan
angin? Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi
ke daerah bertekanan udara rendah.
Ada beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui tentang
angin, yaitu meliputi:
1)
|
Kecepatan Angin
Kecepatan angin dapat diukur dengan suatu alat yang disebut Anemometer.
Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar
9: Alat Pengukur Kecepatan Angin
Kecepatan angin dapat ditentukan oleh beberapa faktor,
antara lain:
- Besar kecilnya gradien
barometrik.
Gradien Barometrik, yaitu angka yang menunjukkan perbedaan tekanan
udara melalui dua garis isobar pada garis lurus, dihitung untuk
tiap-tiap 111 km (jarak 111 km di equator 1( atau 1/360 x 40.000 km
= 111 km). Menurut hukum Stevenson bahwa kecepatan angin bertiup
berbanding lurus dengan gradien barometriknya. Semakin besar gradien
barometriknya, semakin besar pula kecepatannya.
- Relief Permukaan Bumi
Angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata dan tidak ada
rintangan. Sebaliknya bila bertiup pada daerah yang reliefnya besar
dan rintangannya banyak, maka angin akan berkurang kecepatannya.
- Ada Tidaknya
Tumbuh-tumbuhan
Banyaknya pohon-pohonan akan menghambat kecepatan angin dan
sebaliknya, bila pohon-pohonannya jarang maka sedikit sekali memberi
hambatan pada kecepatan angin.
- Tinggi dari Permukaan
Tanah
Angin yang bertiup dekat dengan permukaan bumi akan mendapatkan
hambatan karena bergesekan dengan muka bumi, sedangkan angin yang
bertiup jauh di atas permukaan bumi bebas dari hambatan-hambatan.
|
2)
|
Kekuatan Angin
Kekuatan angin ditentukan oleh kecepatannya, makin cepat angin bertiup
maka makin tinggi/besar kekuatannya. Pada tahun 1804 Beaufort seorang
Laksamana Inggris telah membuat daftar kekuatan dan kecepatan angin yang
digunakannya untuk pelayaran. Daftar tersebut kini masih tetap digunakan
secara internasional.
Untuk lebih jelasnya silakan Anda perhatikan tabel 2
berikut ini.
Tabel
2: Skala Beaufort
|
3)
|
Arah Angin
Menurut seorang ahli meteorologi bangsa Belanda yang bernama Buys Ballot
mengemukakan hukumnya yang berbunyi: Udara mengalir dari daerah maksimum
ke daerah minimum. Pada belahan utara bumi, udara/angin berkelok ke kanan
dan di belahan selatan berkelok ke kiri.
Pembelokan arah angin terjadi karena adanya rotasi
bumi dari barat ke timur dan karena bumi bulat. Dalam mempelajari cuaca,
diantaranya perlu mengetahui arah angin. Arah angin dapat diketahui
melalui arah baling-baling angin. Untuk lebih jelasnya silakan Anda
perhatikan gambar 10 di bawah ini.
Gambar
10: Alat Penunjuk Arah Angin
|
4)
|
Macam-macam Angin
Tahukah Anda ada berapa golongan angin? Untuk mengetahuinya, mari kita
ikuti uraian berikut. Angin dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
- Angin tetap, yaitu angin
yang arah tiupnya tetap sepanjang tahun, seperti:
- angin passat, yaitu
angin yang bertiup terus menerus dari daerah maksimum subtropis
utara dan selatan (30° - 40°) menuju ke minimum khatulistiwa.
- angin barat, yaitu angin
antipassat (angin yang berhembus di atas angin passat pada
ketinggian (30 km dan arahnya berlawanan dengan angin passat).
- angin timur, yaitu angin
yang bertiup dari kedua daerah maksimum kutub menuju daerah minimum
subpolar (lintang 66 1/2°C LU dan LS°.
- Angin periodik. Angin ini
dibagi menjadi:
- Angin periodik harian
meliputi angin darat dan angin laut; angin gunung dan angin lembah.
- Angin periodik setengah
tahunan, disebut juga dengan angin muson (musim).
- Angin lokal, yaitu angin
yang bertiup pada daerah tertentu dan waktu tertentu. Misalnya :
angin kumbang, angin fohn, angin brubu, angin bahorok, angin
gending, dan lain-lain.
|
|
d.
|
Kelembaban Udara
Unsur keempat yang dapat berpengaruh terhadap cuaca dan iklim di suatu
tempat adalah kelembaban udara. Kelembaban udara adalah banyaknya uap air
yang terkandung dalam massa udara pada saat dan tempat tertentu. Alat untuk
mengukur kelembaban udara disebut psychrometer atau hygrometer.
Kelembaban udara dapat dibedakan menjadi:
- Kelembaban mutlak atau
kelembaban absolut, yaitu kelembaban yang menunjukkan berapa gram
berat uap air yang terkandung dalam satu meter kubik (1 m3) udara.
- Kelembaban nisbi atau
kelembaban relatif, yaitu bilangan yang menunjukkan berapa persen
perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara dan
jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut.
|
e.
|
Curah Hujan
Apakah yang dimaksud dengan curah hujan? Curah hujan adalah jumlah air
hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk
mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge. Curah hujan diukur dalam
harian, bulanan, dan tahunan.
Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain:
1) Bentuk medan atau topografi;
2) Arah lereng medan;
3) Arah angin yang sejajar dengan garis pantai; dan
4) Jarak perjalanan angin di atas medan datar.
Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari
atmosfer turun ke permukaan bumi. Sedangkan garis yang menghubungkan
tempat-tempat di peta yang mendapat curah hujan yang sama disebut isohyet.
Berdasarkan butiran yang dicurahkan dan asal terjadinya,
hujan dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
- Berdasarkan butiran-butiran
yang dicurahkan, hujan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
- Hujan gerimis atau
drizzle. Hujan ini mempunyai diameter butiran-butiran kurang dari 0,5
mm.
- Hujan salju atau snow. Hujan
salju terdiri dari kristal-kristal es yang temperaturnya berada di
bawah titik beku.
- Hujan batu es. Hujan ini
berbentuk curahan es yang turun di dalam cuaca panas dari awan yang
temperaturnya di bawah titik beku.
- Hujan deras atau rain,
yaitu curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya di atas
titik beku dan butirannya sebesar 7 mm.
- Berdasarkan asal
terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
- Hujan front, yaitu terjadi
karena pertemuan dua jenis udara yang berbeda temperatur, yakni udara
panas/lembab dengan udara dingin sehingga berkondensasi dan turun
hujan.
- Hujan konveksi atau hujan
zenith, yaitu terjadi karena arus konveksi yang menyebabkan uap air
di khatulistiwa naik secara vertikal, karena pemanasan air laut terus
menerus lalu mengalami kondensasi dan turun sebagai hujan.
- Hujan orografi atau hujan
gunung, yaitu terjadi dari udara yang mengandung uap air dipaksa oleh
angin mendaki lereng pegunungan berkondensasi dan turun sebagai
hujan.
- Hujan buatan, yaitu dibuat
dengan cara menggunakan garam-garaman untuk merangsang awan hingga
uap air di udara dengan ketinggian 3000 kaki lebih cepat
berkondensasi menjadi air dan turun sebagai hujan.
|
|
Pengaruh Gerakan Udara bagi
Kehidupan
Anda sudah mempelajari bahwa umumnya gerakan udara disebabkan oleh
pemanasan terhadap udara dalam bentuk persebaran panas. Berdasarkan
pemanasan udara dan persebaran panas tersebut terbentuklah beberapa pola
gerakan udara. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan, antara lain:
- Terjadinya musim hujan dan
kemarau.
Dengan adanya kedua musim ini masyarakat harus dapat memanfaatkan
sebaik-baiknya. Khususnya bagi para petani dapat mengatur kapan mulai
bercocok tanam dan sebaliknya. Selain itu, masyarakat juga harus
mewaspadai terhadap kedua musim tersebut, karena dapat menimbulkan
malapetaka bagi kehidupannya.
- Terganggunya penerbangan.
Saat ini penerbangan merupakan sarana transportasi yang paling
mutahir. Tidak jarang penerbangan itu terganggu, karena adanya gerakan
udara di atmosfer yang tidak menentu. Oleh karena itu, pengetahuan
sifat-sifat udara sangat penting dalam penerbangan.
- Pelayaran
Pelayaran-pelayaran tradisional terutama para nelayan dalam menangkap
ikan masih sangat tergantung pada gerakan udara atau angin.
|
|
Perbedaan Angin Siklon dan Anti
Siklon
a.
|
Angin
siklon
Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan angin siklon? Angin siklon adalah
angin yang gerakannya berputar ke dalam, mengelilingi daerah tekanan
minimum. Tentu Anda masih ingat dengan Hukum Buys Ballot bahwa antara
lain di belahan bumi selatan angin berbias ke kiri. Gerakan angin siklun
mengikuti hukum ini, yaitu:
• Di belahan bumi utara perputarannya berlawanan dengan arah perputaran
jarum jam.
• Di belahan bumi selatan sesuai dengan arah putaran jarum jam.
Perhatikan gambar 15 berikut.
Gambar
15: Arah Angin Siklun di Belahan Bumi
Berdasarkan bergeraknya,
siklon dibedakan atas siklon tropik, siklon ekstra tropik, dan tornado.
Siklon-siklon tersebut dapat terjadi:
1)
|
Siklon
tropik
Siklon tropik terjadi di daerah tropis, yaitu antara 10( - 20( LU dan
10( - 20( LS. Sering terjadi di wilayah lautan daripada di daratan,
misalnya di Indonesia pernah terjadi di sekitar Pulau Timor (11(LS).
Mengenai wilayah pergerakan siklon tropik, dapat Anda lihat pada gambar
15. Diameter angin siklon tropik ± 100.500 km, kecepatannya antara 100
- 500 km/jam. Gradien barometernya antara 50 - 100 mb.
Gambar 16: Wilayah Pergerakan Siklon
Tropik
Di
beberapa negara badai siklon diberi nama-nama khusus sesuai dengan
bahasa negara masing-masing, dan umumnya menggunakan nama wanita,
antara lain:
• Di Samudera Atlantik dan Pasifik Timur dinamai Hurricanes artinya
Dewa Kehancuran.
• Di Samudera Atlantik Barat , masyarakat Jepang menyebutnya Typhoon.
• Di Filipina disebut Begieros (nama satu kota).
• Di Australia disebut Willy-Willies.
• Di Samudera Hindia disebut Siklon Tropik Lena (nama wanita).
• Di beberapa tempat lain diberi nama Siklon Anna, Dora, Corrie, Diana,
Elly dan sebagainya.
|
2)
|
Siklon
Ekstra Tropik
Siklon ekstra tropik terjadi di daerah sedang pada lintang 35° - 65° LU
dan 35° - 65° LS, yaitu di sekitar wilayah front. Tempat bertemunya
massa angin barat yang panas dan angin timur yang dingin. Misalnya,
Amerika Serikat dan Eropa. Tekanan udara ± 15 mb dan kecepatannya ± 30
km/jam.
|
3)
|
Tornado
Angin siklon tornado merupakan jenis angin yang paling cepat dan paling
merusak. Tornado sering terjadi di Amerika Serikat. Diameter angin
siklon tornado antara 100-500 km, panjang lintasannya mencapai 100 km.
Kecepatannya mencapai 700 km/jam. Bentuk arah tornado dapat Anda perhatikan
pada gambar di bawah ini.
Gambar
17: Bentuk Arah Tornado
|
|
b.
|
Angin Anti Siklon
Angin anti siklon adalah angin yang gerakannya berputar ke luar, dengan
tekanan maksimum di pusatnya. Arah pergerakannya adalah sebagai berikut:
• Di belahan bumi utara, putarannya searah dengan jarum jam.
• Di belahan bumi selatan, putarannya berlawanan dengan arah jarum jam.
Perhatikan gambar 18.
Gambar 18 : Arah Angin Anti Siklon di
Belahan Bumi
|
|
|
Daerah Konvergensi Antar Tropik
(DKAT)
Apa yang dimaksud dengan DKAT? DKAT adalah suatu zona atau wilayah yang
memiliki suhu tertinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Oleh sebab itu,
daerah ini disebut juga Equator Thermal. Letaknya selalu bergerak setiap 14
hari, yaitu bergeser dari utara ke selatan dan sebaliknya pada 23,5( LU -
23,5( LS.
Suhu yang tinggi mengakibatkan
penguapan yang banyak sehingga mengakibatkan daerah ini memiliki kelembaban
yang tinggi. Hal ini dapat menimbulkan hujan zenit atau hujan konveksi.
Indonesia yang secara astronomis
dan geografis memungkinkan adanya penguapan yang banyak, maka memungkinkan
banyak terjadi hujan zenit. Oleh karena itu pada musim kemarau juga masih
banyak terjadi hujan, sehingga tidak ada batas yang jelas antara musim
kemarau dan penghujan.
Gambar
19: DKAT bergerak ke utara menurut Schmidt The
Hopen-Schmidt
|
Gambar 20: DKAT bergerak ke selatan
menurut Schmidt The Hopen-Schmidt
|
Pada gambar di atas nampak bahwa
garis-garis yang menunjukkan letak DKAT tiap bulan itu, bukan garis-garis
lurus, sebagai akibat dari bahan muka bumi Indonesia yang tidak homogen.
Seperti bahan muka bumi Indonesia sebagian terdiri dari daratan kering, rawa-rawa,
dan lautan. Dampak pemanasan bahan muka bumi yang berbeda-beda,
mengakibatkan daerah terpanas di muka bumi tidak terletak pada garis lurus.
Pada gambar tersebut menunjukkan
pula persebaran suhu rata-rata tiap pertengahan bulan di wilayah Indonesia.
Pada bulan Juni, Juli, Agustus dan September equator thermal atau DKAT,
yaitu jalur muka bumi dengan suhu rata-rata tertinggi tidak terdapat di
Indonesia. Baru pada bulan Oktober DKAT itu nampak di ujung utara Kepulauan
Riau, Sumatera Utara, kemudian secara berangsur bergerak ke selatan sesuai
gerak sinar matahari.
Pada bulan November dan
Desember, DKAT sepenuhnya berada di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi
bagian utara, dan pulau-pulau lainnya yang terletak di antara khatulistiwa.
Pada bulan Januari, DKAT berada
di pulau Jawa, sedangkan pada bulan Februari di selatan kepulauan
Indonesia. Setelah bulan April DKAT ada lagi di sebelah utara kepulauan
Indonesia.
Dengan demikian, pulau Sumatera
dilintasi DKAT sebanyak ( 5 bulan; Jawa, Bali, NTB, NTT ( 2 bulan;
Kalimantan ( 4 bulan; Sulawesi ( 3 bulan, Irian Jaya, Maluku 11/2 bulan.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa sifat-sifat DKAT adalah sebagai berikut:
1) Suhu tinggi;
2) Penguapan besar
3) Sering terjadi hujan zenit atau hujan konveksi.
Jika Anda sudah mengerti betul
tentang isi modul kegiatan 2, maka silakan Anda jawab pertanyaan-pertanyaan
tugas kegiatan 2 berikut. Tulis nomor kode GEO. I. 3. 09, Tugas Kegiatan 2
di buku latihan Anda. Namun, jika Anda masih belum jelas, cobalah pelajari
kembali sampai Anda benar-benar paham. Selanjutnya baru Anda jawab
pertanyaan-pertanyaan tugas kegiatan 2 tersebut.
|
|
Lapisan Atmosfer Bumi
1. Troposfer
2. Stratosfer
3. Mesosfer
4. Termosfer (ionosfer)
5. Eksosfer atau Desifasister
Kandungan Udara Atmosfer
Nama
Gas
|
Simbol
Kimia
|
Volume
(%)
|
Nitogen
Oksigen
Argon
Karbondioksida
Neon
Helium
Ozon
Hidrogen
Krypton
Metana
Xenon
|
N2
O2
Ar
CO2
Ne
He
O3
H2
Kr
CH4
Xe
|
78,08
20,95
0,93
0,034
0,0018
0,0052
0,0006
0,00005
0,00011
0,00015
Sangat
kecil
|
Lapisan I – Troposfer
- Lapisan terbawah dari atmosfer bumi
- Terletak pada ketinggian 0 – 18 km di atas permukaan
bumi.
- Memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan mahkluk
hidup di muka bumi
- Terjadi peristiwa-peristiwa seperti cuaca dan iklim
- 80% dari seluruh massa gas yang terkandung dalam
atmosfer terdapat pada lapisan ini
- Memiliki ciri khas : suhu (temperatur) udara menurun
sesuai dengan perubahan ketinggian, yaitu setiap naik 100 meter dari
permukaan bumi, suhu (temperatur) udara menurun sebesar ± 0,5°C
Lapisan II – Stratosfer
- Terletak pada ketinggian antara 18 – 49 km dari
permukaan bumi.
- Ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya
suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian.
- Tidak ada lagi uap air,awan ataupun debu atmosfer
- Pesawat-pesawat yang menggunakan mesin jet terbang pada
lapisan ini.
Lapisan III – Mesosfer
- Terletak pada ketinggian antara 49 – 82 km dari
permukaan bumi.
- Merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor
atau benda-benda angkasa luar lainnya.
- Ditandai dengan penurunan suhu (temperatur) udara,
rata-rata 0,4°C per seratus meter
- Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -81°C,
Lapisan IV – Termosfer/Ionosfer
- Terletak pada ketinggian antara 82 – 800 km dari
permukaan bumi.
- Tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel yang dapat
memberikan efek pada perambatan/refleksi gelombang radio, baik gelombang
panjang maupun pendek
- Kenaikan temperatur dapat berlangsung mulai dari –
100°C hingga ratusan bahkan ribuan derajat celcius
- Lapisan yang paling tinggi dalam termosfer adalah
termopause
- Temperatur termopause konstan terhadap ketinggian,
tetapi berubah dengan waktu karena pengaruh osilasi
Lapisan IV – Eksosfer/Desifasister
- Terletak pada ketinggian antara 800 – 1000 km dari
permukaan bumi
- Merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat
meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi
- Merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara
tidak beraturan
- Disebut pula dengan ruang antar planet dan
geostasioner.
Lapisan ini sangat berbahaya, karena
merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar
·
DEFINISI ANGIN
Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya
perbedaan tekanan udara dengan arah aliran angin dari tempat yang memiliki
tekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah atau dari daerah yang memiliki
suhu / temperatur rendah ke wilayah bersuhu tinggi.
Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai
menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara
turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat
yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke
tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya
udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
·
Perumusan Angin
Menurut ilmu fisika klasik energi kinetik dari
sebuah benda dengan massa m, dan kecepatan v adalah E= 0,5 m.v2
Dengan asumsi bahwa kecepatan v tidak mendekati
kecepatan cahaya. Rumus tersebut di atas berlaku juga untuk menghitung energi
kinetik yang diakibatkan oleh gerakan angin. Sehingga, kita bisa menuliskan
sebagai berikut:
E= 0,5 m.v2
m= massa udara(kg)
E= energi(joule)
v= kecepatan angin(m/detik)
·
Faktor Terjadinya Angin
Faktor terjadinya angin, yaitu:
Gradien barometris
Bilangan
yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km.
Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin.
Letak tempat
Kecepatan
angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa.
Tinggi tempat
Semakin
tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh
pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung,
pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang
besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil.
Waktu
Di
siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari
·
Jenis-jenis angin
a. angin darat, b. angin laut
Angin laut
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah
laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai
dengan pukul 16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari
menangkap ikan di laut.
Angin darat
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke
arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai
dengan jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat
mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana. Pada malam hari daratan
lebih dingin daripada lautan sehingga di daratan merupakan daerah maksimum yang
menyebabkan terjadinya angin darat.
Angin lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah
ke arah puncak gunung yang biasa terjadi pada siang hari.Pada siang hari puncak
gunung lebih cepat menerima panas daripada lembah yang dalam keadaan tertutup.
Puncak gunung tekanan udaranya minimum dan lembah tekanan udaranya maksimum.
Karena keadaan ini maka udara bergerak dari lembah menyusur lereng menuju ke
puncak gunung. Angin dari lembah ini disebut angin lembah.
Angin gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung
ke lembah gunung yang terjadi pada malam hari. Pada malam hari puncak gunung
lebih cepat mengeluarkan panas daripada lembah. Akibatnya di puncak gunung
bertekanan lebih tinggi (maksimum) dibandingkan dengan di lembah (minimum)
sehingga angin bertiup dari puncak gunung menuruni lereng menuju ke lembah.
Angin dari puncak gunung ini disebut angin gunung.
Angin Fohn
Angin Fohn/angin jatuh adalah angin yang terjadi seusai
hujan Orografis. Angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan
kelengasan yang berbeda. Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang
naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di
sisi lain. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering,
karena uap air sudah dibuang pada saat hujan Orografis.
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat
menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang
terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhada serangan penyakit.
Angin Musim Barat
Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang
mengalir dari Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan
mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini
disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan
samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan
dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim
hujan.
Angin Musim Timur
Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang
mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas)
sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati
celah- celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria).
Ini yang menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau.
·
Proses Terjadi Angin
Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari
karena daerah yang terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang
lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain di
sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat
disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk
bergerak ke tempat lain.
Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai
alat mulai dari yang sederhana hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat
kita ciptakan sendiri dengan menggunakan telapak tangan, kipas sate, koran,
majalah, dan lain sebagainya dengan cara dikibaskan. Sedangkan secara rumit
angin dapat kita buat dengan kipas angin listrik, pengering tangan, hair dryer,
pompa ban, dan lain sebagainya. Secara alami kita bisa menggunakan mulut,
hidung, lubang dubur, dan sebagainya untuk menciptakan angin.
Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga
angin dapat membawa bau atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma
yang tidak sedap di hidung kita. Bau masakan, bau amis, bau laut, bau sampah,
bau bensin, bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan lain sebagainya adalah
beberapa contoh bau yang dapat dibawa angin.
·
Manfaat dan Kerugian Angin
Manfaat Angin
1. Angin untuk menggerakan perahu layar menelusuri nusantara, bahkan untuk
menembus batas lintas negara, misalnya seperti Orang Buton.
2. Angin sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara, di
negara Australia angin digunakan sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar
diesel atau batubara.
3. Angin sangat untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi.
4. Angin berfungsi sebagai instrument untuk membantu take-off atau landing
pesawat di landasan pacu bandara.
5. Angin juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa panas dan gerah. seperti pada
alat kipas angin.
Selain bermanfaat angin juga dapat menimbulkan
masalah. Angin yang sering menimbulkan kerusakan menurut kriteria kecepatan
antara lain :
1. Angin Puting Beliung adalah angin yang berputar dalam waktu yang sangat
singkat sekitar 3 sampai 5 menit, sering terjadi di darat dengan radius sekitar
5 – 10 km.
Angin puting beliung dapat membuat atap – atap rumah semi permanen berterbangan
dan dapat membuat pohon tumbang. Agar terhindar dari terjangan angin puting
beliung perlu di ambil langkah antisipatif berikut :
* Menebang dahan – dahan dari pohon yang rimbun dan tinggi untuk mengurangi
beban berat pada pohon tersebut.
* Memperkuat atap rumah yang sudah rapuh
* Cepat berlindung atau menjauh dari tempat kejadian, bila menetahui adanya
indikasi akan terjadi puting beliung.
2. Angin Topan (Badai Tropis) adalah angin yang
berputar dengan skala yang lebih lama sekitar 3 – 7 hari, selalu terjadi di
laut dengan daya rusak mencapai ribuan km, Indonesia termasuk negara yang tidak
akan pernah dilintasi angin tersebut, namun demikian untuk wilayah yang dekat
dengan angin topan akan merasakan dampak tidak langsungnya, antara lain:
* Peningkatan kecepatan angin > 20 knots atau 37 km/jam
* Gelombang tinggi > 2.5 m
* Hujan lebat dan angin kencang pada radius 1000 km dari pusat badai
Cuaca
dan Iklim
15 April 2007 — La An
Cuaca dan iklim merupakan dua
kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian khususnya terhadap kurun
waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan penafsiran dan
pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu,
sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi
cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca
dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003). Menurut Rafi’i (1995) Ilmu cuaca
atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa
cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas, sedangkan ilmu iklim atau
klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji tentang gejala-gejala
cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut mempunyai sifat umum dalam
jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi.
Trewartha and
Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana
iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen
atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim
bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup
memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca
musiman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer
yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan
diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau
nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting.
Trenberth,
Houghton and Filho (1995) dalam Hidayati (2001) mendefinisikan
perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau
tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan
memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang. Menurut
Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan iklim adalah terjadinya
fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino akan menyebabkan penurunan
jumlah curah hujan jauh di bawah normal untuk beberapa daerah di Indonesia.
Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-nina berlangsung.
Proses
terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel-variabel atmosfer
yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Unsur-unsur iklim ini terdiri dari
radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara, awan, presipitasi, evaporasi,
tekanan udara dan angin. Unsur-unsur ini berbeda dari waktu ke waktu dan dari
tempat ke tempat yang disebabkan oleh adanya pengendali-pengendali iklim (Anon,
? ). Pengendali iklim atau faktor yang dominan menentukan perbedaan iklim
antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain menurut Lakitan (2002) adalah
(1) posisi relatif terhadap garis edar matahari (posisi lintang), (2)
keberadaan lautan atau permukaan airnya, (3) pola arah angin, (4) rupa
permukaan daratan bumi, dan (5) kerapatan dan jenis vegetasi. Gambar dibawah
adalah gambar dari sistem iklim secara umum
Cuaca dan
iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks
yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di
atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan
perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya
energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah
ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain
itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari
waktu ke waktu (Winarso, 2003). Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan
unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan
bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan
distribusinya. Eksploitasi lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan
lingkungan serta pertambahan jumlah penduduk bumi yang berhubungan secara
langsung dengan penambahan gas rumah kaca secara global akan meningkatkan
variasi tersebut. Keadaan seperti ini mempercepat terjadinya perubahan iklim
yang mengakibatkan penyimpangan iklim dari kondisi normal.
Menurut
Winarso (2003) berdasarkan kajian dan pantauan dibidang iklim siklus cuaca dan
iklim terpanjang adalah 30 tahun dan terpendek adalah10 tahun dimana kondisi
ini dapat menunjukkan kondisi baku yang umumnya akan berguna untuk menentukan
kondisi iklim per dekade. Penyimpangan iklim mungkin akan, sedang atau telah
terjadi bila dilihat lebih jauh dari kondisi cuaca dan iklim yang terjadi saat
ini.
El Niño: A Global
Weather Phenomenon
El Niño: A Glo
bal Weather
Phenomenon
Typical Walker Circulation System
Circulation
during an El Niño
Ever wonder how the climate of other
places is like? Do you ever wonder how it changes? The answer is the Great
Ocean Conveyor. The Great Ocean Conveyor is basically a giant loop in which
heat and cold is transferred throught the Earth. The less dense hot water
floats at the top. The more dense cold water sinks and travels on the bottem of
the ocean. When fresh water empties into the ocean, it floats on top of the
salt water. A little fresh water slows down the Great Ocean Conveyor as the
salt water sinks. But what would happen if a lot of fresh water went into the
ocean? Well, its happened before. Long ago, there was a giant glacier in North
America. It melted a became a giant lake, which would soon be the Great Lakes.
An ice dam broke and gallon of water poured into the ocean. All of this fresh
water floated above the salt water and put a stop to the Great Ocean Conveyor.
Areas went cold for long periods of time, where as other places went hot and
dry. The Great Ocean Conveyor plays an important role in the balance of the
planets climate.
Rising
Seas, El Nino, and La Nina
The melting of glaciers also causes the seas to rise. In mere decades, the sea
level is expected to rise 4-8 inches. This bad news for countries that live
under sea level. These cities include Shanghai, Bangkok, Jakarta, Tokyo, and
New York. If these cities were to go under water, it would be even more
disastarous for the reason that these cities are home to immense populations.
Louisiana, one of the states under sea level is in danger. In southern
Louisiana, the coast has shrunk by about 3 feet ( about 1 meter) every century.
This process is called subsidence. Rising seas can also have more, and even
worse consequenses. As we speak, the rising saltwater goes into aquifers and
threatens the drinking water sources of the state. Salt water going into
aquaifers could also make growing crops tricky and problematic. In the Nile
Delta, where crops are cultivated, salt water threatens to intrude. If this
does happens, the results could be devastating, because most of the countries
surrounding it are not so easy to farm on. Many of these places in the east
have had to abandon their sinking homes and move to New Zeland. The sea level
is rising all over the world at this frightening pace. But in many parts of the
globe, people are experiancing sever droughts and sever floods. Atmospheric
pressure becomes unusually low near Tahiti, and abnormally high over Northern
Australia. This happens for reasons that we can not fully understand. It is
called El Nino. El Nino causes drastic changes in climate.With a high pressure
system, Pacific trade winds that normally go west, blow weakly, allowing
surface water from the Pacific Ocean, warmed by the sun, to spread eastward.
This creates a band of warm water to span across the equator. Clouds form along
the equator due to the convergance of northern trade winds and southern trade
winds. However, more clouds form than usual. The subtropical jet stream,
attracted by the lower atmosphereic pressure, carries Pacific clouds eastward,
which increases the amount of storms in that area. As it continues across
southern North America, the jet stream shears the top off the tops of westbound
atlantic storms, thus decreasing the amount of atlantic storms. La Nina is the
exactopposite of El Nino. Atmosphereic pressure over Tahiti is unusually high,
and is low over northern Australia. Westbound trade winds are very strong and
push warm surface water from the Pacific farther west than usual. The
equatorial cloud formation splits, seperated by the high pressure over Tahiti.
The subtropical jet stream is weakened and split like the equatorial cloud
formations. This allows Atlantic hurricanes to move west ward and gather
strength. It is still unknown if these events are manefisations of global
warming, but what we do know is that they will keep on happening for years to
come.
What
Do We Do Now?
There are plenty of things that we
could do to stop global warming, if we were in the 1990's. If we don't do
anything in the next two or three years, Global warming might come to a point
where we can not stop it. But we can slow it down. All over the globe, people
are using "cleaner" sources of energy like hydroelectric power, wind
power, solar panels, and new kind of fuels. Hybrid cars that use a combination
of electricity and fuel can help slow down global warming, There are many
things that a person could do to stop global warming. As said in the equation.
old habits+old technology=predictable consequenses
and in the other equation.
0 komentar:
Posting Komentar